Mohon tunggu...
Fikri NurAlim
Fikri NurAlim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Pendidikan Sejarah Uhamka Adakan Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan di SMAN 91 Jakarta

6 Oktober 2021   11:57 Diperbarui: 6 Oktober 2021   12:02 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka memiliki kegiatan rutin berupa PLP atau Pengenalan Lapangan Persekolahan. PLP merupakan kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh mahasiswa program sarjana pendidikan untuk melihat bagaimana aspek pembelajaran dan juga pengelolaan di satuan pendidikan. 

PLP menjadi kegiatan yang wajib bagi para mahasiswa sebelum mereka terjun langsung ke institusi pendidikan. Program studi Pendidikan Sejarah juga menjadi salah satu prodi yang ikut serta dalam kegiatan PLP 1 ini. Program studi Pendidikan Sejarah Uhamka merupakan program studi yang memiliki akreditasi A.

Dalam kegiatan PLP ini, ada beberapa hal yang menjadi perhatian para mahasiswa. Yakni di antaranya adalah: 1. Melihat bagaimana karakteristik umum peserta didik; 2. Struktur organisasi dan tata kerja di sekolah; 3. Peraturan dan tata tertib di sekolah; 4. Kegiatan seremonial-formal di sekolah; 5. Kegiatan rutin berupa ekstrakurikuler; 6. Praktik pembiasaan dan kegiatan positif di sekolah. 7. Kegiatan KBM selama pandemi; 8. Proses penilaian; 9. Kendala selama pembelajaran, dan; 10. Cara memotivasi siswa selama pembelajaran. Informasi mengenai poin-poin tersebut didapat dari wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah dan juga Guru Pamong di sekolah yang dituju.

7 mahasiswa program studi Pendidikan Sejarah yang terdiri dari Fikri Nur’Alim, Fakhrezi Fajar, Daffa Aryapranata, Rizkya Ery Annisa, Putri Shalsa Fitria, Arisa Salsabila, dan Indira Putri Fauhan mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan PLP 1 di SMAN 91 Jakarta yang terletak di Jalan. Lembah Lontar, RT.11/RW.9, Pondok Kelapa., Kecamatan. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta pada tanggal 28 September 2021 lalu. Kegiatan ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk tetap menekan angka mortalitas covid-19 di Jakarta.

Dokumentasi wawancara dengan Bapak Zainal Abidin (Dokpri)
Dokumentasi wawancara dengan Bapak Zainal Abidin (Dokpri)

SMAN 91 Jakarta memiliki karakteristik siswa yang sangat disiplin pada beberapa tahun ke belakang hingga saat ini, hal itu berdampak pada angka keterlambatan yang sangat jauh bila dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Hal itu disebabkan juga dengan sekolah yang mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya kebersamaan seperti gerakan literasi, sarapan bersama, dan lain sebagainya yang pada output-nya menimbulkan sifat kerinduan/keinginan terhadap siswa untuk datang ke sekolah.

“Karakteristik siswa (SMAN 91 Jakarta) sangat disiplin, dari mulai angka keterlambatan yang sangat tinggi sampai akhirnya (turun) jauh karena adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya kebersamaan. Dari kegiatan itu, kita jadi bisa menimbulkan motivasi siswa untuk datang ke sekolah dan juga membuat mereka enjoy.” Ujar bapak Zainal Abidin selaku wakepsek bidang kurikulum SMAN 91 Jakarta.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, tentunya setiap sekolah memiliki kendala ketika harus beradapatasi dengan pembelajaran secara daring. Hal itu juga menjadi perhatian Bapak Zainal Abidin. Ia berujar bahwa kegiatan pembelajaran di masa pandemi seperti sekarang ini mengharuskan siswa untuk mengikuti Zoom ataupun Google Meet. 

Tetapi pembelajaran seperti ini tentu saja tidak semua siswa dapat mengikutinya, apalagi jika ada siswa yang kurang mampu dan tidak memiliki akses barang-barang elektronik. 

Menyadari akan hal tersebut, pihak SMAN 91 Jakarta bertindak cepat dengan membiayai kurang lebih 16 gawai, dan juga 2 laptop bagi siswa yang benar-benar tidak memiliki biaya. “Memang kami mewajibkan setengah pembelajaran melalui Zoom atau Google Meet untuk pembelajaran jarak jauh sekarang ini, tapi bagi siswa yang terkendala Wifi ataupun kuota ya kami kasih duit. Bahkan dari sebelum pemerintah ngasih, kita sudah ngasih dari dana BOS. Yang tidak memiliki HP kita beliin, bahkan sampe ada 2 laptop yang kami beli buat siswa yang benar-benar kurang mampu.”

Dokumentasi wawancara dengan Bapak Isdiarto (Dokpri)
Dokumentasi wawancara dengan Bapak Isdiarto (Dokpri)

Kendala ini juga dialami oleh Bapak Isdiarto selaku guru sejarah SMAN 91 Jakarta. Menurutnya kendala yang sering terjadi adalah kurangnya kuota yang dimiliki para siswa dan juga ketersediaan barang-barang penunjang PJJ seperti laptop ataupun gawai. Kendala lain yang dialami oleh guru sejarah adalah sulitnya menilai karakteristik siswa ketika belajar secara daring, karena adanya perbedaan interaksi antara proses belajar secara luring dan juga secara daring. “Yang jelas kalau kendala nya pertama terkait jaringan yang kurang bagus terus juga ada keluhan-keluhan dari terutama siswa yang maaf ya kurang mampu ini sering terkendala atau keterbatasan paketan (kuota internet) padahal dari sekolah kita dituntut untuk mengadakan Google Meet atau Zoom, itu kan kita harus memerlukan Wifi ya, nah ini tidak semua anak-anak memiliki laptop. 

Selain itu kendala selanjutnya dari kegiatan belajar mengajar secara daring adalah kita tidak dapat melihat secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan oleh para siswa/i, terdapat perbedaan interaksi antara proses belajar mengajar secara tatap muka langsung dengan proses belajar mengajar secara daring, ya itu yang sering kita alami seperti itu. Tapi ya enaknya sih pembelajaran jadi lebih praktis karena pake HP dan laptop masing-masing.” Ungkap Pak Isdiarto saat wawancara melalui Zoom.

Dari kegiatan PLP 1 yang dilakukan pada 28 September 2021 kemarin, setidaknya memberikan kami pengalaman mengenai bagaimana institusi pendidikan mengatur dan melakukan kegiatan-kegiatan seperti pembelajaran, dan banyak hal lainnya. Kami sangat berterima kasih sekali kepada pihak SMAN 91 Jakarta khususnya Bapak Zainal Abidin, dan juga Bapak Isdiarto yang sudah bersedia untuk diwawancarai mengenai kultur yang ada di SMAN 91 Jakarta.

Dokumentasi Penulis
Dokumentasi Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun