Mohon tunggu...
fikrijamil
fikrijamil Mohon Tunggu... Administrasi - Wong Dusun Tinggal di Kampung

Menulis Untuk Menjejak Hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kelola Sampah dari Dapur Menuju Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   05:09 Diperbarui: 24 Oktober 2021   06:31 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara, data yang tidak jauh berbeda juga ditunjukkan oleh Kota Palembang, dimana pada tahun 2020 sumber sampah di Kota Palembang sebagian besar berasal dari sampah Rumah Tangga (68,18%). Sedangkan sisanya berasal dari Pasar, Perniagaan, Fasilitas Publik, Kawasan dan Perkantoran sertalainnya. Sumber sampah di Kota Palembang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Sumber Sampah Kota Palembang (Sumber.https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/)
Sumber Sampah Kota Palembang (Sumber.https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/)

Di Kota Palembang, pada tahun 2020, timbulan sampah sebanyak 426.390,66 ton per tahun. Pengelolaan sampah di Kota Palembang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pengelolaan sampah secarana sional. Di Kota Palembang sampah yang sudah dikelola sebesar  327.019,20 ton per tahun (76,9%) dan sisanya belum dikelola dan masih tersebar (Sumber : https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/).

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan, Pemerintah telah menargetkan 30% pengurangan sampah dan 70% penanganan sampah pada tahun 2025. Pendekatan yang dilakukan antara lain melakukan pembatasan sampah plastik dan mendaur ulang sampah anorganik.

Untuk itu, perlu upaya yang tidak bisa biasa-biasa saja dalam mendukung upaya yang telah dicanangkan oleh Pemerintah dan dibutuhkan keterlibatan berbagai stakeholder terutama rumah tangga dalam bergerak bersama untuk mengurangi timbulan sampah yang  semakin membesar dan sekaligus memberikan kemanfaatan baik secara ekonomi maupun lingkungan terutama untuk turut serta dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebagaimana amanat Sustainability Development Goals (SDGs).


Karena itu tulisan ini dibuat sedemikian sederhana untuk menggambarkan bagaimana sampah dirumah kami dikelola, namun untuk kami yang ada dirumah paling tidak sampah sudah memberikan pembelajaran tentang pentingnya sebuah keluarga dan keterlibatan setiap anggota keluarga dalam mengurus rumah tangga terutama urusansampah.

Net-Zero Emissions mengapa harus dari dapur?

Salah  satu pilar dari rumah tangga adalah dapur. Dapur adalah tempat kehidupan rumah tangga berjalan. Dapur juga adalah tempat untuk melihat keharmonisan rumah tangga berlangsung. Kebutuhan akan kehidupan sehari-hari bermula dari dapur. Karena keterbatasan ruang dan lahan,  tidak jarang tempat mencuci pakaian pun berada di dapur. 

Sehingga aktifitas yang banyak didapur dapat menghasilkan timbulan sampah yang luar biasa.Setidaknya sampah harian rumah tangga tidak kurang dari 90% berasal dari dapur.

Peran pengelola dapur (dalam hal ini sebut saja Ibu/Istri) begitu besar untuk memilah sampah agar timbulan sampah rumah tangga tidak menjadi persoalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun