Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Macau, Negeri yang Menarik Dikunjungi untuk Pertama Kali ke Luar Negeri

4 Februari 2018   16:50 Diperbarui: 4 Februari 2018   16:58 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebetulan bulan Oktober 2017 yang lalu, Macao baru saja dinobatkan sebagai "City of Gastronomy" dari UNESCO. Macao dianggap memiliki banyak tempat wisata kuliner yang sangat unik. Sepertinya ini tema pariwisata Macau tahun 2018 yang akan diangkat. 

***

Malam harinya kebetulan kami kangen dengan masakan Indonesia. Beruntung saat di Senado Square kami bertemu dengan TKI yang hendak lari di sekitar Gereja Tua. Lalu mereka merekomendasikan warung "Rasa Sayang" yang menyediakan makanan khas Indonesia. Tempatnya dekat sekali dengan Senado Square. Beruntung saat itu warungnya masih buka meski sudah pukul 21.00 malam.

Esok harinya sebelum berangkat ke Hong Kong, saya sempatnya berjalan kaki menuju Mosquita de Macau, masjid satu-satunya di Macau yang lokasinya ternyata tidak jauh dari Pelabuhan Macau. Di tenga perjalanan saya tertarik dengan beberapa bangunan pekuburan di Macau yang bak sebuah istana dengan pagar tinggi di pintu masuknya.

Kuburan di Macau (dok.pribadi)
Kuburan di Macau (dok.pribadi)
Sayangnya pagi itu gerbang masjid terkunci rapat dengan gembok. Meskipun warga lokal sudah menyarankan saya untuk masuk tapi saya kesulitan untuk bisa masuk ke dalam masjid. Jadi, saya hanya bisa mengabadikan bangunan masjid mungil di Macau dari luar pagar. 

Masjid di Macau (dok.pribadi)
Masjid di Macau (dok.pribadi)
Komunitas muslim di Macau diperkirakan sekitar 400 orang menurut beberapa sumber online yang saya baca. Jadi, masjid ini hanya ramai pada saat hari Jumat saja. Sedangkan saya mengunjunginya pada Kamis pagi.

Masjid di Macau (dok.pribadi)
Masjid di Macau (dok.pribadi)
Selama 3 hari dua malam  di Macau rasanya saja belum cukup. Masih banyak tempat wisata yang belum saya kunjungi. Negeri yang luasnya sekitar 115,3 km  persegi boleh menjadi role model bagi wisata Indonesia. Kunjungan turis asing ke Macau menurut data tradingeconomics.com itu ada sekitar 3 jutaan per-bulan. Dan 800 ribuan diantaranya merupakan wisatawan asal Indonesia.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, rasanya jauh lebih banyak potensi wisata di negeri ini. Tahun 2017 saja, target kunjungan wisatawan yang awalnya dipatok 15 juta wisatawan hanya tercapai kisaran 14 juta wisatawan per-tahun. Bandingkan dengan Macau yang dikunjungi wisatawan asing 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kunjungan wisatawan ke Indonesia. 

Ruin's of St. Paul Macau (dok.pribadi)
Ruin's of St. Paul Macau (dok.pribadi)
Pengalaman pertama saya ke luar negeri dengan mengunjungi Macau benar-benar pengalaman yang amat berharga. Apalagi setelah itu saya memperpanjang liburan saya ke Hong Kong dan Singapura sekaligus. Yah, sekali tepuk dua tiga pulau terlampaui gitu lah hehehe.

Akhir kata saya ingin mengucapkan terima kasih pada Macao Government Tourism Office (MGTO) dan Kompasiana.com yang sudah memberikan saya pengalaman pertama ke luar negeri yang tak akan terlupakan. Terima kasih juga buat Mas Christo yang sudah kami repotkan, mas Deddy Huang yang rela fotoin kami saat narsis dan mbak Dewi yang bikin perjalanan tiga orang pria tidak menjadi garing hahaha.

https://dzulfikaralala.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun