Mohon tunggu...
Fiezu Himmah
Fiezu Himmah Mohon Tunggu... Penulis - Kadang di medium, kadang di Indonesiana, kadang nggak di mana-mana juga. Anak baru di sini.

-Dari, karena, dan untuk menulis aku hidup.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Ironi Ruang Aman bagi Jurnalis dalam Pentas Monolog Tirto

30 Desember 2023   12:18 Diperbarui: 30 Desember 2023   12:29 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto @extrajose_ dalam Instagram @happysalma

Pada akhir tahun 2021, hasil survei kekerasan terhadap jurnalis perempuan oleh Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media) mengungkapkan realitas yang mengkhawatirkan. Dari 1.256 responden jurnalis perempuan di seluruh Indonesia, 85,7% pernah mengalami berbagai bentuk kekerasan. Sebanyak 70,1% mengaku mengalami kekerasan, baik secara fisik maupun digital. Riset kolaboratif AJI dan PR2Media pada 2022 menunjukkan fakta serupa, dengan 82,6% dari 852 jurnalis perempuan di 34 provinsi pernah mengalami kekerasan seksual.

Monolog Tirto dan temuan aktual di Indonesia memperlihatkan bahwa keamanan jurnalis, baik laki-laki ataupun perempuan, masih menjadi permasalahan serius. Padahal, kinerja jurnalis yang profesional dan aman menjadi dasar krusial demo mendukung pilar demokrasi.

Seni Menghidupkan Sejarah

Secara keseluruhan, adanya kolaborasi naskah sejarah yang kuat, bentuk menarik oleh sutradara, permainan aktor, dan seluruh tim yang terlibat, cukup berhasil memberikan kehidupan yang nyata tentang tokoh Tirto. Melalui tata kostum dan riasan yang cermat, Tirto hadir secara fisik dengan kumis khas melengkung ke atas di ujungnya, serta pakaian jawa dan blankon yang mencerminkan identitas budayanya. Mesin ketik dan suaranya yang banyak muncul dalam cerita, menjadi simbol yang memperkuat identitasnya sebagai jurnalis yang terus menulis. 

Tata panggung pun menjadi aspek seni yang menarik. Pertunjukan ini menggunakan teknologi video mapping berupa layar-layar berbentuk tebing kanan-kiri yang terlihat menyerupai segitiga. Layar menampilkan bukti-bukti sejarah seperti lokasi Tirto pernah berada, prestasi, dan karya tulisnya. Tata panggung yang membentuk sudut unik ini menjadi simbol yang mendukung tema pengasingan Tirto. Pada bagian sudut tengah masih diberi cela untuk lalu-lalang pergerakan. Meskipun terdapat beberapa transisi blackout yang cukup lama menuju adegan berikutnya, komposisi tata panggung tetap mampu memperkuat pesan dan aksi aktor.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Physical actions yang dilakukan Ari juga cukup tepat dan logis, sehingga dapat membantu menciptakan pengalaman lebih otentik, yang terhubung dengan emosi. Utamanya saat adegan pembuka dan akhir, ketika Tirto merintih penuh sakit dan tengah berusaha bangkit dari tempat tidurnya dengan gemetar. Hal itu menciptakan pengalaman fisik yang terkait erat dengan keadaan emosionalnya. Taburan bunga melayang di akhir monolog, menambah lapisan kesedihan sekaligus penghormatan atas segala perjuangan yang telah diberikan Tirto untuk bangsa.

KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN 
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN 

Ari sebagai aktor telah berperan penting dalam keberhasilan hidupnya karakter Tirto ke atas panggung. Semoga pertunjukan ini dapat menjadi bagian pengingat dan penyelamat dunia jurnalisme Indonesia yang masih dihadapkan pada beragam tugas rumah, terutama terkait penciptaan ruang aman. Jurnalis sejatinya ialah penjaga api kebenaran, menyala di gelapnya ketidaktahuan, membuktikan bahwa pena bisa lebih tajam dari pedang. Mereka pun perlu dijaga agar kebenaran yang dibungkam mampu terus bersinar terang.

Sumber Referensi Bacaan:

https://tirto.id/dbqp 

https://theconversation.com/riset-jurnalis-perempuan-masih-menjadi-target-rentan-kekerasan-201465 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun