Pernah nggak kamu merasa akrab dengan suara bor di ruang praktek dokter gigi? Atau bahkan punya tambalan yang jumlahnya cukup untuk dijadikan "portofolio"? Kalau iya, tenang. Kamu tidak sendirian. Saya juga. Dan dari tambalan itulah saya sadar: saya punya bukti otentik atas identitas saya sendiri.
Gigi dan Tambalan: Bukan Sekadar Estetika
Di dunia forensik, gigi adalah saksi paling setia. Dia tidak mudah terbakar, tidak mudah busuk, dan tidak bisa dibohongi. Tambalan gigi? Justru jadi "highlight"-nya.
Setiap jenis tambalan (amalgam, resin, GIC) punya bentuk, warna, bahkan bahan yang bisa dikenali lewat pemeriksaan post-mortem. Dalam banyak kasus jenazah tak dikenal, gigi dan tambalannya menjadi kunci identifikasi.
"Pak, Ini Gigi yang Pernah Ditambal?"
Saya pernah mendampingi analisis forensik korban kecelakaan. Tubuhnya rusak, sidik jarinya hilang, dan tak ada identitas. Tapi ada satu tambalan amalgam di gigi molar kanan bawah. Tambalan ini punya bentuk khas---seperti huruf L terbalik. Setelah dicocokkan dengan rekam medis di puskesmas, identitas korban terkonfirmasi.
Tambalan menyelamatkan nama. Tambalan menghadirkan kepastian.
Layakkah Jadi Saksi Ahli?
Secara hukum, saksi ahli harus memahami bidangnya secara ilmiah. Nah, sebagai pasien yang sudah lima kali ditambal, saya mungkin tidak layak secara hukum jadi saksi ahli. Tapi setidaknya, saya punya lima alasan "kenapa tambalan saya itu penting".
Dan kalau semua orang sadar akan nilai tambalan gigi, kita tak perlu panik saat kehilangan KTP. Cukup tunjukkan odontogram terakhir.