Mohon tunggu...
Drg Fery Setiawan M Si
Drg Fery Setiawan M Si Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Magister Ilmu Forensik Universitas Airlangga

Magister Ilmu Forensik Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Konsep Pernikahan Virtual di Tengah Pandemi COVID-19

24 Juli 2020   17:21 Diperbarui: 24 Juli 2020   17:17 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pandemi COVID-19 telah berlangsung sekitar 4 bulan lamanya di Indonesia, dan selama beberapa waktu itulah merusak dan menyebabkan kekacauan pada berbagai macam hal yang telah sedemikian rupa disusun. 

Salah satu hal yang menjadi sorotan saya di dalam penulisan artikel di Kompasiana ini adalah tentang konsep Siasat Pernikahan di Tengah Pandemi COVID-19. 

Lazimnya, suatu acara pernikahan, menurut khalayak ramai adalah suatu acara yang bersifat sakral dan hanya berlangsung sekali di dalam hidupnya (kecuali jika terjadi kawin kedua, ketiga, dan keempat). 

Oleh karena itu, Konsep Pernikahan dibuat dan dirancang sedemikian rupa sehingga menarik dan selalu abadi di dalam memori. Namun, dengan adanya Pandemi COVID-19 yang mulai muncul di Indonesia di Bulan Maret 2020, tampaknya Konsep untuk pernikahan di suatu gedung tersebut nampaknya sangat sulit untuk direalisasikan. 

Salah satu dasar alasannya adalah karena adanya konsep jaga jarak fisik dari gerombolan manusia (social/physical distancing). Seperti yang telah diketahui bahwa salah satu hal yang menyebabkan terjadinya lonjakan pasien COVID-19 adalah konsep jaga jarak ini, selain penggunaan masker. Hal tersebut didasarkan oleh transmisi COVID-19 yang melalui droplet, aerosol, bioareosol, dan splatter yang lazim dikeluarkan oleh semua orang, sekalipun orang tersebut sehat.

Masalah yang timbul jika tetap nekat mengadakan pesta pernikahan dengan mengundang banyak orang untuk dapat hadir di acara tersebut adalah menyebabkan penambahan pasien COVID-19. 

Fenomena tersebut masuk akal, sebab di era Pandemi COVID-19 saat ini banyak sekali orang yang dalam kelompok Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG), dan Pasien Terkonfirmasi positif COVID-19. 

Istilah tersebut tetap saya gunakan walaupun untuk periode saat ini telah dilakukan penggantian istilah oleh Kementerian Kesehatan, namun istilah tersebut entah mengapa selalu tertancap kuat di dalam pikiran saya. Yang menjadi masalah adalah jika orang tersebut termasuk dalam kelompok OTG, yang mana dia adalah carrier COVID-19 namun tidak menimbulkan gejala sedikitpun. 

Bayangkan, apabila suatu pernikahan tetap dilaksanakan di tengah Pandemi COVID-19, dan kita tidak tahu bahwa orang yang ada dan duduk semeja dengan kita, menghirup udara yang sama, dan melakukan kontak erat, alih-alih kebahagian yang akan didapat oleh kedua mempelai pengantin, bisa-bisa kedua pengantin dan seluruh hadirin yang diundang dan data di acara pernikahan tersebut dapat menjadi sumber pusat penularan COVID-19, bahkan dapat menimbulkan klaster baru yang tentunya akan mengakibatkan ledakan pasien COVID-19 yang menyusahkan pemerintah di kemudian harinya. 

Fenomena OTG tersebut sangat berbahaya, karena COVID-19 ada di dalam dirinya namun tidak dapat menimbulkan manifestasi di dalamnya sebab sistem imunitas seseorang yang kuat namun hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang ada di sekitarnya yang mungkin saja sistem kekebalan tubuhnya tidak sekuat orang tersebut, alhasil tertularlah orang tersebut dan menularkan kembali ke orang lain yang ada di sekitarnya yang dapat berupa anak, istri, dan keluarga serta sanak famili yang lain.

Jika pernikahan harus tetap dilaksanakan, mungkin karena desakan dari kedua belah pihak mempelai, mungkin dapat mengajukan konsep pernikahan yang baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Zaman saat ini berkembang begitu pesat, di mana proses komunikasi tetap dapat dilakukan walaupun kita tidak bertemu dengan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun