Mohon tunggu...
Fery Farhati
Fery Farhati Mohon Tunggu... Lainnya - Parent Educator

Parent Educator | Full time mom | Happily married to Anies Baswedan, blessed with 4 wonderful children.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Puasa, Momen Terbaik untuk Mengajarkan Kebaikan pada Anak

31 Juli 2023   16:24 Diperbarui: 2 November 2023   14:00 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Saat anak berkata jujur bahwa dia lapar, hal itu jauh lebih baik daripada dia diam-diam makan atau minum. Kejujurannya perlu mendapat apresiasi dari orang tua. Kita pun perlu melihat potret yang lebih luas dari sebuah kejadian tersebut dan bertanya, "Apa yang bisa aku ajarkan ke anak dari kejadian ini?"

Pilihan pertama, kita bisa mendorong anak untuk tetap puasa sampai Magrib kalau anak dirasa mampu. Tentunya tanpa pemaksaan dan tetap memuji kejujurannya. Pilihan kedua, kita bisa mengizinkan anak berbuka jika memang anak belum siap. Lalu dengan penuh cinta dan tulus memuji kejujurannya.

Dengan begitu, dapat terjalin kepercayaan antara orang tua dan anak. Dampak jangka panjangnya, anak akan mendengarkan perkataan orang tua. Komunikasi orang tua dan anak pun bisa lebih baik.

Sebaliknya, bayangkan jika saat anak bilang mereka lapar dan tidak kuat puasa, lalu kita komplain "Masak gitu saja  tidak kuat". Anak bisa merasa tidak dihargai.

Proses ini bisa menjadi teachable moment. Katakan ke anak bahwa kejujuran adalah hal yang sangat penting dalam hidup. Bukan saat berpuasa saja, tapi juga sepanjang waktu dan sepanjang hidup.

2. Momen mengajarkan empati dan syukur


Pada kejadian yang sama, saat anak meminta berbuka sebelum waktunya, kita bisa mengajarkan tentang empati dan rasa syukur. Misal, dengan bercerita bahwa masih ada anak yang kelaparan di tempat lain. Ada anak yang mungkin tidak bisa tidur pulas karena rumah pun tak punya.

Kita juga bisa mengajak anak untuk menghargai orang lain. Bahwa ada orang lain yang berpuasa, jadi saat dia makan dan minum setengah hari, sebaiknya jangan terlihat oleh yang berpuasa. Kalau bisa, latihlah anak untuk bertahan tidak makan dan minum lagi sampai waktu berbuka nanti.

Dari satu kejadian keinginan anak untuk membatalkan puasanya, banyak sekali kesempatan pembelajaran yang bisa kita manfaatkan apapun keputusannya, melanjutkan puasa ataupun batal puasa.

Inilah kehebatan ibadah puasa yang dapat menjadi momen bagi kita untuk :

  • Mendidik anak menjadi anak yang sadar dan bertanggung jawab atas tindakannya
  • Bersikap jujur dan penuh rasa syukur
  • Mampu berempati dan menghargai orang lain

Hal ini bisa terjadi, jika kita tidak hanya fokus pada ritual puasa saja, tapi juga mau melihat kesempatan emas untuk menanamkan nilai kebaikan. Utamanya, momen puasa harus dikembalikan sebagai media untuk mengajarkan hal-hal substansial seperti kejujuran, integritas, kedisiplinan, hingga kepedulian. Perkara anak kuat puasa sampai Magrib atau tidak, hal itu bisa diajarkan secara berkala dan dengan menghargai kemampuan anak yang tentunya berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun