Satu dekade sudah Batik Indonesia dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda (intangible) dunia Oleh UNESCO sebuah organisasi budaya di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Untuk mendapatkan pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Dunia itu tak mudah dan memerlukan proses yang sangat panjang.
Indonesia pertama kali mengusulkan agar batik dimasukan ke dalam kategori warisan budaya tak benda dunia ialah pada tanggal 3 September 2008. Kemudian baru diterima secara resmi oleh UNESCO tanggal 9 Januari 2009.
Setelah diterima secara resmi kemudian UNESCO menjadwalkan untuk dilakukan assesment kelayakan batik untuk menjadi warisan budaya dunia pada tanggal 11-14 Maret 2019.
Penilaiannya dilakukan secara tertutup di markas besar UNESCO di Paris Perancis, setelah melakukan rapat internal di organisasi kebudayaan tersebut, dan berbagai proses pengujian lain, akhirnya.
Pada tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO menetaokan batik  sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia dengan alasan batik merupakan sebuah ikon budaya, yang memiliki keunikan dan filosopi mendalam.
Penetapan UNESCO itu disambut gembira oleh segenap masyarakat Indonesia, untuk menyambut kegembiraan tersebut Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta masyarakat Indonesia setiap tanggal 2 Oktober mengenakan busana batik. Kemudian dalam perjalanannya  menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai HARI BATIK NASIONAL.
Namun demikian predikat Warisan Budaya Tak Benda Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO tersebut tak bersifat statis, artinya selalu dilakukan evaluasi oleh mereka tentang kelayakan batik, apakah masih layak dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Untuk itulah dalam Hari Batik Nasional kemarin Presiden Indonesia, Jokowi mengajak masyarakat untuk terus mengembangkan batik agar selalu layak untuk masuk sebagai warisan budaya dunia.Â
"Harus diingat bahwa UNESCO mulai mengevaluasi kembali pengakuan tersebut. Maka kita harus tunjukkan kerja keras kita dalam melestarikan batik," kata Jokowi dalam peringatan Hari Batik Nasional 2019 di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (2/10/2019) seperti dikutip CNBCIndonesia.com
Nah, untuk membantu masyarakat agar terus bisa melestarikan dan mengembangkan batik, Pada Hari Batik Nasional kemarin, Â Otoritas Jasa Keuangan(OJK) membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM) yang membina klaster-klaster nasabah pembatik yang membutuhkan pendanaan untuk mengembangkan usahanya.
Sampai saat ini OJK telah membentuk 2 BWM khusus buat para pembatik, yakni BWM Almuna Berkah Mandiri Bantul dan BWM Bank Wakaf Imam Syuhodo, Sukoharjo Salatiga yang juga merupakan sebuah Pondok Pesantren. Keduanya memiliki nasabah pembatik lebih dari 200 orang.
Bukan hanya itu, kemudian OJK memfasilitasi kedua BWM itu untuk melakukan kerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI), keduanya menandatangani nota kesepahaman untuk membina dan memberdayakan pembatik, memberikan pembiayaan dengan sistem syariah kepada para pembatik dalam cakupan wilayah kedua BWM tersebut, dan menampung, memasarkan serta mendistribusikan produk masyarakat pembatik yang menjadi nasabah dua BWM tersebut.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso berharap dengan adanya BWM dan nota kesepahaman tersebut para pembatik mampu mengembangkan kreasi dan produksi batiknya yang akhirnya membuat batik menjadi lestari dan tetap diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia.
"Melalui kerja sama ini diharapkan dapat memberikan insentif pendapatan bagi para perajin batik agar tetap dapat menjalankan usaha mikro produktif dan turut melestarikan budaya membatik di Tanah Air, dengan membuka akses pembiayaan mikro yang murah melalui skema BWM," kata Wimboh. , seperti yang dikutip dari OJK.go.id
Pelestarian batik bukan cuma kewajiban pemerintah atau para pemangku kepentingan disekitar industrinya saja, namun merupakan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia.
Batik ini sudah mendunia, masih ingat mantan Presiden Afrika Selatan yang juga merupakan tokoh dunia almarhum Nelson Mandela, yang gemar sekali mengenakan kemeja batik hampir disetiap kesempatan.
Bukan hanya itu, bahkan  Google Doodle pun turut merayakan hari batik nasional. Batik bermotif parang warna biru dan emas menjadi latar belakang huruf Google.
Sumber.
Siaran Pers Pengembangan Nasabah Klaster Batik Bank Wakaf Mikro Pada Hari Batik Nasional 2019
10 Tahun Hari Batik, Warisan Budaya Indonesia yang Diakui Unesco
Jokowi: UNESCO Mulai Evaluasi Pengakuan Batik Warisan Dunia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI