Usaha keras yang dilakukan banyak pihak terutama kubu 01 untuk mempertemukan dua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto memang patut kita acungi jempol. Akan tetapi jika pun kedua tokoh dari 2 kubu tersebut akhirnya bertemu dan bersepakat untuk mengakhiri perseteruan yang berawal dari kontestasi pilpres ini. Efek dari pertemuan itu terhadap "akar rumput" tidak akan maksimal, walaupun mungkin akan sedikit meredakan situasi polarisasi menjadi tidak terlalu tajam, tapi akan masih tajam dalam skala tertentu. Ada beberapa hal yang membuat ini terjadi
- Pertama karena polarisasi  yang terjadi sekarang ini sudah terlalu lama terjadi dan terus menerus diaktualisasikan oleh para pendukungnya.
- Kedua,ada pihak yang dengan sengaja memelihara polarisasi ini demi kepentingan mereka. Sehingga mereka memiliki segmen agar isu isu yang meraka gulirkan tetap mendapat atensi dari masyarakat.
- Ketiga, ini mungkin akan menjadi cikal bakal 2 kutub ideologis permanen, moderat dan konservatif seperti yang terjadi di negara negara demokratis yang sistem nya sudah mapan, Amerika Serikat misalnya Koalisi Partai Republik itu mewakili kubu konservatif, Koalisi Partai Demokrat mewakili  kubu moderat.
Namun demikian usaha-usaha agar polarisasi yang terjadi di masyarakat ini tidak bersifat permanen harus selalu di dukung. Sudah tiba saatnya bagi para elite untuk bersuara yang adem dan menyejukan. Agar proses rekonsiliasi sosial bisa terjadi. Kalau pun polarisasi itu menjadi permanen tugas kita semua untuk memastikan ekses polarisasi tersebut tidak bersifat destruktif. Indonesia terlalu berharga buat tercerai berai.
Sumber.
Kompas.com
Detik.com
Tempo.co