Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kejarlah Daku, Kau Kutangkap

6 Juni 2019   13:25 Diperbarui: 6 Juni 2019   19:41 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat Idul Fitri yang identik dengan silaturahmi, saling memaafkan,  kembali ke titik awal yang suci. Tadinya kebajikannya sangat diharapkan akan mampu menjadi jembatan sekaligus akselerator bagi bersatunya kembali dua kutub yang sejak tahun 2014 berseberangan. 

Seperti halnya prinsip dua kutub magnet sejenis yang saling menolak itulah yang terjadi dengan kutub pasangan capres 01 dan kutub pasangan capres 02. Seberapa besar pun usaha yang dilakukan untuk mempersatukan kembali dua kutub tersebut ya hasilnya tidak akan mampu mempersatukan kembali secara sempurna.

Kondisi terkini yang terjadi dilapangan, kelihatannya kubu 01 lebih agresif untuk membuka jalan pertemuan antara dua tokoh tersebut, namun sayangnya kubu 02 seperti jual mahal, playing hard to get. Hal ini terlihat jelas dari statement- statement para petinggi di Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. 

Apabila kita analogikan situasi ini, seperti judul filem jadul peraih Piala Citra yang dibintangi Deddy Mizwar dan Lydia Kandow, Kejarlah Daku Kau Kutangkap.

Kondisi yang satu ngejar yang satu  sok jual mahal terlihat jelas pasca pemungutan suara 17 April 2019, Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi-Maaruf mewakili Jokowi mengirimkan salah satu petinggi senior di pemerintahan Kabinet Kerja Luhut Binsar Panjaitan sebagai utusan untuk menjajaki rekonsiliasi, namun prabowo menolak untuk bertemu. 

Seperti yang diungkapkan juru bicara BPN 02 Dahnil Anhar Simanjuntak "Sampai dengan malam ini, Pak Prabowo belum dan tidak memutuskan menerima utusan Pak Jokowi yakni Pak Luhut untuk bertemu beliau di Kertanegara, Pak Prabowo masih Fokus memperjuangkan dan mengawal agar rakyat terus mengawal C1," ungkap Dahnil saat itu.

Tidak berhenti disitu usaha kubu 01 untuk mempertemukan kedua capres itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sempat bertemu Prabowo pasca pengumuman penetapan hasil resmi pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang beujung penolakan hasil pilpres oleh pasangan capres-cawapres 02. Yang kemudian dilanjutkan aksi penolakan oleh para pendukung 02 di depan Kantor Bawaslu yang beujung kerusuhan selama 2 hari di beberapa titik di Jakarta. 

JK saat itu berbicara bahwa Prabowo dan Jokowi harus segera bertemu. Tetapi respon dari 02 tetap dingin, alsannya mereka tidak mau adanya bargaining politik. Karena mereka tetap pada pendiriannya bahwa pada perjalanan proses pemilu pilpres telah terjadi kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).

Bahkan banyak sekali statement yang kontra-produktif dikeluarkan oleh para petinggi BPN 02 terkait usaha-usaha yang dilakukan oleh Kubu 01 agar rekonsiliasi bisa dinulai dengan cara bertemunya Jokowi dengan Prabowo, misalnya pernyataan Dahnil sesaat setelah Konpers penolakan 02 terhadap hasil pemilu 2019. 

Jika Jokowi berkeinginan bertemu Prabowo, akan diwakilkan kepada Priyo Budi Santoso atau andre Rosiade "Nanti Mas Priyo mungkin kalau Pak Jokowi mau ketemu, nanti diwakili Mas Andre atau Mas Priyo atau Mas Aris," kata Dahnil. Terlalu congkak rasanya ungkapan Dahnil itu, dan sangat tidak membantu proses rekonsiliasi yang sedang diusahakan tersebut.

Terakhir pada saat Prabowo bertakziah di Kediaman SBY ditanya wartawan kapan akan bertemu Jokowi, prabowo mengatakan "Nanti kita lihat ya, semuanya ada waktunya," katanya. Namun demikian kubu 01 masih terus mengusahakan pertemuan keduanya seperti yang diungkapkan Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan  "Sudah ada. Kami sudah ada mengirim, second track sudah kami lakukan untuk melakukan pendalaman sehingga nanti pertemuan sudah semakin mulus," katanya.

Usaha keras yang dilakukan banyak pihak terutama kubu 01 untuk mempertemukan dua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto memang patut kita acungi jempol. Akan tetapi jika pun kedua tokoh dari 2 kubu tersebut akhirnya bertemu dan bersepakat untuk mengakhiri perseteruan yang berawal dari kontestasi pilpres ini. Efek dari pertemuan itu terhadap "akar rumput" tidak akan maksimal, walaupun mungkin akan sedikit meredakan situasi polarisasi menjadi tidak terlalu tajam, tapi akan masih tajam dalam skala tertentu. Ada beberapa hal yang membuat ini terjadi

  • Pertama karena polarisasi  yang terjadi sekarang ini sudah terlalu lama terjadi dan terus menerus diaktualisasikan oleh para pendukungnya.
  • Kedua,ada pihak yang dengan sengaja memelihara polarisasi ini demi kepentingan mereka. Sehingga mereka memiliki segmen agar isu isu yang meraka gulirkan tetap mendapat atensi dari masyarakat.
  • Ketiga, ini mungkin akan menjadi cikal bakal 2 kutub ideologis permanen, moderat dan konservatif seperti yang terjadi di negara negara demokratis yang sistem nya sudah mapan, Amerika Serikat misalnya Koalisi Partai Republik itu mewakili kubu konservatif, Koalisi Partai Demokrat mewakili  kubu moderat.

Namun demikian usaha-usaha agar polarisasi yang terjadi di masyarakat ini tidak bersifat permanen harus selalu di dukung. Sudah tiba saatnya bagi para elite untuk bersuara yang adem dan menyejukan. Agar proses rekonsiliasi sosial bisa terjadi. Kalau pun polarisasi itu menjadi permanen tugas kita semua untuk memastikan ekses polarisasi tersebut tidak bersifat destruktif. Indonesia terlalu berharga buat tercerai berai.

Sumber.

Kompas.com

Detik.com

Tempo.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun