Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

ST014 Sentuh Nilai Pemesanan Rp7,7 T, Imbal Hasil Bisa Naik, Tapi Anti Turun.

17 Maret 2025   11:59 Diperbarui: 17 Maret 2025   14:15 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sifat imbal hasil mengambang dengan batas minimal tersebut merupakan konsekuensi dari salah satu karakteristik ST014 yang non-tradeable atau tak dapat diperjualbelikan kembali.

Sebagai tambahan informasi, Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel memiliki 2 karakteristik berbeda yakni yang bisa diperdagangkan kembali di pasar sekunder antar investor domestik atau tradeable dan non-tradeable, tak bisa diperdagangkan kembali hingga masa jatuh temponya tiba

Dalam konteks ini, produk SBN atau SBSN Ritel yang tradeable adalah ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan Sukri (Sukuk Ritel).

Sedangkan yang non-tradeable produknya adalah Sukuk Tabungan (ST) seperti ST014 dan yang konvensional merek dagangnya disebut Saving Bond Ritel (SBR) yang terakhir diterbitkan pada pertengahan tahun 2024 lalu.

Oh iya, meskipun tak bisa diperdagangkan kembali hingga jatuh temponya tiba, tetapi investor ST014 atau SBR diberi fitur early redemption atau pencairan lebih awal jika dalam perjalanan investasinya tersebut mereka membutuhkan uang segar.

Jika tradeable, maka sifat imbal hasilnya pasti tetap atau biasa disebut fixed rate, tetapi jika non-tradeable seperti ST014 ini, imbal hasil yang akan disajikan penerbit adalah mengambang dengan batas minimal atau floating with the floor

Konsep Imbal Hasil Floating With The Floor

Konsep imbal hasil floating with the floor cukup menarik dan mampu memberi pengaruh krusial terhadap potensi keuntungan yang mungkin didapatkan oleh investor.

Istilah floating with the floor adalah imbal hasil yang nilainya bisa berubah seiring waktu berlandaskan suku bunga acuan BI yang berlaku.

Artinya ketika suku bunga acuan dinaikan dalam Rapat Dewan Gubernur BI, maka besaran kupon dari instrumen investasi tersebut juga akan ikut naik.

Namun, karena ada batas minimal atau floor dan batasnya tersebut adalah kupon yang ditawarkan di awal masa penawaran dibuka, maka imbal hasil yang akan diterima investor tak akan berada di bawah nilai kupon yang ditawarkan di awal.

Misalnya, kita ambil contoh ST014T4, saat dirilis awal imbal hasilnya 6,6 persen per tahun dengan dasar suku bunga acuan BI, 5,75 persen, selisihnya atau spread-nya 85 basis poin (0,85 persen)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun