Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pro Kontra, Ceremony Coronation King Charles III DI Tengah Masyarakat Inggris, Apa Penyebabnya?

6 Mei 2023   14:01 Diperbarui: 6 Mei 2023   17:28 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi masyarakat Indonesia mungkin Upacara Pemahkotaan atau" Coronation "Raja Charles III di Kerajaan Inggris yang dilaksanakan Sabtu (06/05/2023) hari ini, dianggap biasa saja, gaungnya nyaris tak terasa.

Namun bagi masyarakat Inggris , Coronation of King Charles III merupakan peristiwa luar biasa besar dan menyedot perhatian mereka, terlepas ada pro dan kontra terhadap prosesi yang terakhir dilaksanakan 77 tahun lalu, saat Pemahkotaan terhadap mendiang Ratu Elizabeth II.

Seluruh media Inggris dan sebagian besar media  internasional berlomba menyajikan liputan peristiwa Coronation ini.

Bahkan sejak jauh-jauh hari mereka menyiapkan liputan khusus segala rupa yang berkaitan dengan prosesi Pemahkotaan yang menurut sejumlah pandit ekonomi Inggris diperkirakan mencapai 100 juta Poundsterling atau sekitar Rp. 1,8 triliun.

Masalah biaya yang begitu besar ini lah salah satu hal yang memicu sebagian warga Inggris bersikap kontra terhadap penyelenggaraan Pemahkotaan Raja Charles III tersebut.

Hal ini bisa dipahami lantaran kondisi perekonomian Inggris saat ini berada di titik nadir.

International Monetary Fund (IMF) dalam outlook ekonominya yang dirilis akhir Januari 2023 lalu, memprediksi untuk tahun 2023 perekonomian Inggris akan mengalami resesi, pertumbuhan ekonominya akan mengalami kontraksi sebesar 0,6 persen.

Angka tersebut membuat Inggris menjadi negara maju satu-satunya yang mengalami tekanan dalam pertumbuhan ekonominya.

Kondisi ini, menurut IMF disebabkan oleh tiga faktor utama, yakni harga energi dan pangan yang terus meroket, kondisi lapangan kerja yang terus mengalami penurunan dan inflasi yang nyaris tak terkendali.

Data dari Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) seperti yang saya kutip dari Bloomberg.com, mencatat Indeks Harga Konsumen yang merupakan patokan angka inflasi di Inggris untuk bulan Maret 2023 mencapai 10,1 persen.

Angka inflasi yang cukup tinggi ini di dorong oleh kenaikan harga energi dan pangan. Bahkan kenaikan harga pangan yang sudah terjadi sejak tahun 2022 lalu menjadi yang tertinggi dalam lebih dari empat dekade terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun