Saya kok agak bingung dengan gaya kelompok supporter Arema FC, Aremania dalam menyikapi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 130 orang penonton.
Beberapa pernyataan mereka di media mainstream malah mengancam-ngancam pemerintah untuk melakukan ini itu kalau tidak akan melakukan ini.
Mereka menuntut keadilan dan mengultimatum pihak berwenang bahwa penanganan kasus tragedi Kanjuruhan harus selesai dalam waktu 7 hari kalau tidak mereka mengancam akan turun ke jalan.
"Batas ultimatum 7 hari penanganan Kasus tragedi Kanjuruhan harus selesai atau tepatnya 7 hari dari massa berkabung atau tahlil masal," ujar salah satu pentolan Aremania, yang biasa dipanggil Ambon, seperti dilansir TVonenews.com. Senin  (03/10/22).
Lebih jauh lagi bagian lain dari Kelompok suporter Aremania ini bahkan melayangkan somasi pada Jokowi menuntut permintaan maaf.
Selain kepada Jokowi, somasi juga dilayangkan kepada Menpora,Kapolri, Panglima TNI, DPR-RI, Ketua Umum PSSI, Direktur Utama PT LIB, Manajemen Arema FC, dan Panpel Pertandingan Arema FC.
Tembusan surat somasi tersebut juga disampaikan kepada Organisasi Sepakbola Dunia FIFA danPengadilan HAM Internasional di Den Haag Belanda.
Dalam somasinya tersebut terdapat 9 tuntutan, selain permohonan maaf mereka pun meminta pihak penyelenggara dan pengamanan pertandingan secara terbuka menyatakan bahwa tragedi Kanjuruhan terjadi karena murni kesalahan Panpel dan aparat keamanan.
Dan mereka menuntut penetapan tersangka kepada para pelaku dalam 3 x 24 jam sejak somasi tersebut disampaikan.
Selain itu mereka meminta untuk dilibatkan dalam setiap proses penyeledikan yang dilakukan tim investigasi bentukan pemerintah.
Jika 9 tuntutan somasi ini tak digubris dalam 3x24 jam, Aremania bakal memasukan gugatan hukum menurut undang-undang yang berlaku.
