Dalam penelitian terbaru, yang mempelajari tentang film horor penuh kekerasan, menunjukan kemungkinan 3 kategori orang yang menikmati tontonan penuh adegan kekerasan, yalni:
Para "pecandu adrenalin" kelompok ini merupakan pencari sensasi yang mengingkan pengalaman baru yang intens. Dan mereka ini mendapatkan kepuasan secara psikologis dari menonton kekerasan.Â
Sebagian dari pecandu adrenalin ini bisa lebih parah lantaran mereka menyukai saat melihat orang menderitaÂ
Kelompok lain, adalah mereka yang disebut sebagai White Knucklers. Mereka ini meng-absrop adegan kekerasan dan rasa ketakutan saat menonton film horor untuk dapat merasakan emosi yang kuat.
Padahal mereka sebenarnya tak menyukai emosi tersebut. Tetapi mereka bisa mentoleransi rasa ketidaksukaan tersebut karena dapat membantu mereka belajar sesuatu tentang bertahan hidup.
Sensasi ini biasanya disebut masokisme jinak, kenikmatan akibat pengalaman menyakitkan dan tidak menyenangkan tetapi masih dalam batas aman.
Dan kelompok terakhir penyuka adegan kekerasan dan sensasi dalam menyaksikan film horor adalah mereka yang disebut Dark Copers.
Mereka merupakan kelompok yang menyukai dan menikmati sensasi dari menonton adegan kekerasan dan menakutkan, sekaligus mengambil "hikmah" dari adegan kekerasan dan menakutkan itu.
Hikmah disini bisa diartikan dengan mempelajari adegan kekerasan tersebut dalam konotasi positif maupun negatif.
Bisa jadi menyaksikan adegan kekerasan dari sofa yang nyaman sebagai bagian dari persiapan diri untuk menghadapi dunia nyata yang tak kalah menakutkan juga, penuh kekerasan dan bahaya.
Namun, yang terpenting ketika kita menyaksikan adegan kekerasan atau adegan menakutkan dalam rangkaian cerita sebuah film, kita harus menyadari bahwa adegan kekerasan dalam film itu hanyalah akting para pemerannya yang sepenuhnya berupa kepura-puraan yang telah terskenario, dan tak perlu dimanifestasikan di dunia nyata.