Saya pikir program kerja yang akan dijanjikan para capres kelak, siapapun dia masih akan normatif dan artifisial tak menukik pada penyelesaian masalah kebangsaan yang sebenarnya.
Satu hal lagi, narasi program milik satu sama lain bakal banyak beririsan, tak akan ada perbedaan yang tegas antara program calon presiden satu dan calon presiden lainnya.
Misalnya pihak oposisi yang selama ini banyak mengkritik utang negara, tak mungkin juga memiliki keberanian untuk meluncurkan program kerja  tak berutang dalam bentuk instrumen keuangan atau pinjaman langsung kepada siapapun.
Atau berjanji tak akan melakukan politik dagang sapi, membagi kekuasan sebagai upaya balas budi atas dukungannya.
Jadi intinya, siapapun pemimpin dan partai mana pun yang berkuasa, akan sama saja bagi warga indonesia, cenderung tak mengubah apapun.
Yang akan berubah dari pergantian rezim itu, adalah kehidupan para elite dan circle-nya saja.
Sedangkan rakyat Indonesia kebanyakan, ya begini-begini saja, tak akan banyak berubah. Siapapun yang menjadi pemenang pemilu dan presidennya.
Tetapi itu lah politik di Indonesia belakangan, monoton, sangat membosankan dan nyaris tak berefek apapun kepada rakyat.