Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Tak Akan Menjadi Negara Bangkrut Seperti Sri Lanka, Meski Tetap Harus Mewaspadai Stagflasi

15 Juli 2022   07:00 Diperbarui: 17 Juli 2022   21:32 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu caranya, adalah  menjaga bauran kebijakan yang sinergis antara otoritas moneter dan otoritas fiskal.

Di sisi moneter, sepertinya BI sebagai pemilik kuasanya sudah harus memikirkan untuk menaikan suku bunga acuan yang selama 16 bulan ditahan.

Apalagi, ditambah dengan anjloknya nilai rupiah melewati batas psikologis Rp. 15.000 per US Dolar. 

Jadi, sepertinya sudah waktunya bagi BI untuk menaikan suku bunga, core inflation atau inflasi inti yang biasanya dijadikan patokan oleh BI saat menaikan suku bunga, juga sudah mulai naik.

Menurut data BPS seperti yang dilansir tradingeconomics.com, core inflatian Indonesia pada Juni 2022 berada di angka 2,63 persen naik dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu.

Di sisi fiskal, melalui APBN yang dikelola oleh Kemenkeu,  anggaran subsidi energi terus ditambah. Alokasi subsidi energi dalam APBN 2022, menurut data dari Kemenkeu.go.id membengkak menjadi Rp.578 triliun.

Lewat kerjasama keduanya, diharapkan akan mampu menekan laju kenaikan harga barang dan jasa agar inflasi tak melonjak, terutama disektor pangan dan energi.

Pemerintah harus benar-benar menjaga agar inflasi tak menjadi liar, salah satunya dengan menjaga  harga BBM agar tak dinaikan, karena memiliki trickle down effect terhadap kebutuhan pokok lainnya.

Sekali saja dilepas, harga kebutuhan pokok terutama pangan akan naik lebih cepat dan tinggi lagi.

Tanpa BBM naik saja, harga berbagai komoditas pangan sudah cukup tinggi saat ini. Jika tak dijaga maka hampir dapat dipastikan inflasi bakal meroket.

Alhasil, daya beli masyarakat bakal menurun akibatnya konsumsi rumah tangga anjlok, karena psrtumbuhan ekonomi Indonesia sebagian besar ditopang konsumsi rumah tangga dalam negeri, maka dengan anjloknya konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi pun bakal melambat bahkan bukan tidak mungkin menjadi mandeg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun