Indikator ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke-I 2022 masih cukup positif di angka 5,01 Â persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi Srilanka pada tahun 2022 seperti dilansir Ceicdata.com diperkirakan akan berada di angka minus 1,6 persen.
Terkait pertumbuhan ekonomi yang menjadi ukuran sebuah negara berpotensi masuk jurang resesi atau tidak.
Menurut laporan Global  Economy Prospect  Bank Dunia yang dirilis Juni 2022, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling reselience di tengah ancaman ekonomi global yang tidak menentu.
Probabilitas Indonesia untuk mengalami resesi pada tahun 2022, Â seperti dilansir Bloomberg.com hanya 3 persen saja, lebih baik dibandingkan dengan Korea Selatan, Jepang, China apalagi Srilanka.
Indikator berikutnya, utang Indonesia masih bisa dikategorikan aman dan managable. Rasio utang Indonesia terhadap PDB masih di bawah 40 persen.
Meskipun demikian, Kementerian Keuangan berusaha untuk terus menurunkan besaran utang yang dimiliki pemerintah Indonesia.
Sedangkan Srilanka, rasio utang berbanding PDB-nya mencapai 106 persen.
Untuk lebih lengkap terkait perbandingan angka-angka indikator ekonomi antara Indonesia dan Srilanka bisa di simak dalam infografis di bawah iniÂ
Ancaman Stagflasi yang Patut di Cermati
Meskipun masih jauh dari kemungkinan menjadi "negara bangkrut" seperti Srilanka, tetapi Indonesia harus tetap mewaspadai dan responsif terhadap gejolak ekonomi global terutama ancaman stagflasi akibat imbas dari pandemi Covid-19 dan situasi geopolitik yang masih tak menentu.