Nah, malangnya perizinan konsesi lahan ini acapkali kebablasan, terkadang feasiblities studies-nya carut marut, tapi pemda setempat tak peduli yang penting bagi mereka ada pendapatan mengalir ke kas daerahnya.
Makanya tak heran ada banyak mega proyek infrastruktur di China dengan tampilan spektakuler dan dilakukan jor-joran tanpa berhitung biaya serta kapan waktu pengembalian modalnya akan terjadi hanya diperuntukan untuk mengerek harga tanah disekitarnya supaya naikÂ
Harga tanah yang naik tersebut pada akhirnya akan menaikan harga alih guna lahan dari pemda kepada pihak swasta dan ini lah yang menjadi sumber pendapatan daerah tersebut.
Nah, inilah kenapa bubble properti bisa terjadi di China  dan itu juga yang terjadi pada perusahaan Evergrande.
Selain itu, faktanya spekulasi disektor properti inilah yang paling umum terjadi dimanapun di dunia ini termasuk di Indonesia, karena ada persepsi bahwa properti merupakan salah satu bisnis yang selalu aman, padahal tidak.
Properti dianggap bisnis yang selalu menguntungkan harganya tak akan turun dibanding saat kita membeli.
Padahal saat krisis sub prime mortgage di AS pada tahun 2008, harga properti disana terjun bebas karena terjadi kelebihan pasokan dan pembeli tak mampu lagi membayar cicilan sehingga banyak properti yang dikembalikan kepada pihak pemberi cicilan akibatnya crash harga properti terjadi dan kredit macet melambung yang kemudian menghancurkan sejumlah lembaga keuangan besar AS.
Lebih jauh lagi,diluar  kondisi ekonominya secara sosial dan politik kebijakan di China juga menjadi pemicu lain dari bubble properti di China.
Kebijakan pemerintah China untuk membatasi pilihan investasi bagi masyarakat China membuat properti menjadi satu-satunya instrumen investasi yang aman bagi mereka.
Secara sosial kepemilikan aset menjadi budaya paling penting di negeri tersebut, selain ditambah lagi dengan keharusan para lelaki di China harus memiliki rumah sebagai syarat pernikahan.
Saat ini para konsumen Evergrande di hampir seluruh wilayah China seperti dilansir Kantor Berita Reuters mulai memenuhi kantor-kantor pemasaran Evergrande untuk.meminta uang yamg telah mereka setorkan karena ke khawatiran proyek perumahan yang sedang digarap pengembang properti Evergrande akan mangkrak.