Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Takdir Politik Prabowo Menjadi RI 1

2 Juni 2021   08:10 Diperbarui: 2 Juni 2021   08:45 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai Gerindra sepertinya akan kembali mencalonkan Pendiri, Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina-nya Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia untuk pemilihan presiden 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai berlambang Garuda ini  Habiburokhman seperti yang dilansir Kompas.TV, Rabu (01/06/21).

"Kami seluruh kader partai Gerindra bertekad untuk kembali mencalonkan pak Prabowo sebagai calon presiden pada tahun 2024" ungkapnya

Pernyataan Habiburokhman ini mungkin saja menggambarkan suasana kebatinan seluruh kader partai Gerindra terkait Pilpres 2024, yang sudah "pasti" mencalonkan Prabowo sebagai capres 2024.

Namun belum bisa dikatakan resmi juga sebenarnya karena jika memang resmi biasanya  pernyataan seperti ini akan dikeluarkan melalui Munas atau forum tertentu yang mengumpulkan pengurus partai baik tingkat pusat maupun daerah.

Jika benar Prabowo kembali dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai capres untuk pemilu 2024, berarti ini kali ke-5 ia bertarung cupras capres.

Pertama pada tahun 2004 saat ia maju dalam konvensi calon presiden yang akan diusung Partai Golkar, tetapi ia kalah.

Konvensi Partai Golkar ini akhirnya dimenangkan oleh Wiranto yang kemudian berpasangan dengan Salahudin Wahid.

Kekalahan inilah yang kemudian memicu dirinya mendirikan partai yang kini dipimpinnya, Partai Gerindra.

Kedua, saat ia berpasangan dengan Ketua Umum PDI-P Megawati. Prabowo maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Megawati sebagai calon presiden pada Pilpres 2009.

Upaya keduanya ini pun tak menemui hasil menggembirakan, pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, yang kemudian memimpin Indonesia.

Peristiwa politik pada tahun 2009 tersebut, kemudian melahirkan banyak drama politik ke depan bahkan hingga saat ini.

Ketiga, Prabowo berpasangan dengan Hatta Radjasa maju lagi dalam Pilpres 2014 melawan capres dari PDI-P yang bisa disebut pendatang baru dalam kancah politik nasional, Joko Widodo yang dipasangakan dengan Jusuf Kalla.

Seperti kita tahu, lagi-lagi Prabowo tak mendapatkan hasil menggembirakan. Jokowi menjadi Presiden ke-7 Indonesia. 

Keempat, Prabowo yang berpasangan dengan yuniornya Sandiaga Uno kembali harus berhadapan dengan Jokowi yang kali ini berpasangan dengan KH Ma'aruf Amin.

Pertarungan pilpres yang sangat ketat terjadi, sehingga menimbulkan polarisasi yang cukup tajam di masyarakat bahkan hingga saat ini.

Namun, seperti yang kita saksikan bersama, lagi dan lagi Prabowo belum mendapatkan takdirnya untuk menjadi orang nomor satu di Republik ini.

Polarisasi yang cukup tajam yang disebutkan banyak pihak dapat menyebabkan disintegrasi antar anak bangsa ini konon menjadi alasan Prabowo bergabung ke dalam pemerintahan koalisi Jokowi.

Mungkin ini lah peristiwa politik teraneh sepanjang sejarah manusia, bertarung keras saat pemilu, eh akhirnya mereka berkoalisi menjadi satu barisan.

Kekalahan Prabowo dalam kontestasi politik pilpres ke-4 kalinya tersebut, membuat saya dan banyak pihak berpikir bahwa "Prabowo Subianto memang tak ditakdirkan untuk menjadi RI 1"

Bayangkan saja, ia memiliki syarat yang cukup lengkap untuk menjadi presiden. Prabowo merupakan darah biru politik Indonesia, ayahnya Soemitro Djojohadikusumo merupakan ekonom dan politisi terpandang di negeri ini, begitu pun sang kakek, Margono Djojohadikusumo pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Bank BNI.

Mantan mertuanya, orang nomor satu di Indonesia selama 32 tahun, penguasa Orde Baru yang sangat disegani Soeharto.

Ia memiliki "vitamin" yang cukup, kekayaannya triliunan rupiah. Ia juga memiliki Partai dengan raihan suara cukup besar, dalam 2 pemilu terakhir Gerindra selalu berkutat di 3 besar bersama PDI-P dan Golkar.

Kita tahu untuk menjadi capres di Indonesia sesuai Undang-Undang Pemilu harus menggunakan kendaraan partai politik, jalur independen tak mendapatkan tempat.

Artinya setinggi apapun elektabilitas calon tetapi tak diusung parpol ya sama saja bohong, calon tersebut tak akan bisa kemana-mana.

Jadi intinya, Prabowo secara kasat mata memang bisa dianggap paling memenuhi syarat untuk menjadi calon presiden meskipun memang belum bertemu takdirnya untuk menjadi Presiden RI.

Nah, apakah dalam kontestasi pilpres 2024 Prabowo akan menemukan takdirnya untuk menjadi orang yang berhak menggunakan mobil kepresidenan dengan pelat nomor RI 1?

Dalam berbagai survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei posisi elektabilitas Prabowo bisa disebut cukup moncer, ia kerap berada diurutan teratas bersama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Meskipun menurut salah satu pengamat politik dan pemilik lembaga survei Indikator, Burhanudin Muhtadi elektabilitas Prabowo itu sudah mentok dan agak sulit untuk di dongkrak.

Berbeda dengan Ganjar dan Anies yang kans kenaikannya masih cukup lebar. Meskipun kemudian Ganjar diganggu oleh internal partainya sendiri.

Jika diamati hingga saat ini, PDI-P sepertinya memang tak memiliki kader sekeren Jokowi yang bisa melibas siapapun dalam pilpres.

Makanya kemudian ada kabar PDI-P berkoalisi dengan Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai capres dan Puan Maharani sebagai cawapres.

Mungkinkah komposisi politik ini mampu mengantarkan takdir Prabowo menjadi RI 1?

Bisa jadi, namun ada Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang siap menghadangnya terlepas berpasangan dengan siapa mereka.

Saya sih merasa sangat mungkin Prabowo hanya ditakdirkan menjadi capres saja, tanpa pernah duduk disinggasana kursi Presiden Republik Indonesia, meskipun jika benar-benar ia maju lagi sebagai capres Gerindra dan tim suksesnya akan habis-habisan berusaha memenangkan Prabowo .

Menurut Jurnalis Senior dan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, faktor paling dominan untuk menjadi Presiden RI itu adalah 'Takdir Tuhan'.

Seperti yang dialami Gus Dur saat ia terpilih menjadi Presiden RI ke-4 pada tahun 1999. Siapa sangka ia bakal jadi Presiden, secara politis dukungannya sangat kecil, duit juga ia tak punya, tetapi takdir membawanya menjadi RI 1.

Pun demikian dengan Megawati, ia yang sebelumnya dihalang-halangi begitu keras oleh sejumlah pihak yang dimotori oleh Amien Rais untuk menjadi Presiden, lantaran Gus Dur mundur atau dimundurkan Megawati naik juga jadi Presiden, takdir membawanya menjadi presiden perempuan pertama di Indonesia.

Sama halnya yang terjadi dengan SBY, melalui perantara "didzalimi" oleh Megawati ia melaju kencang untuk kemudian ditakdirkan menjadi Presiden Indonesia ke-6.

Jokowi pun tak jauh berbeda, takdir Tuhan membawanya menjadi Presiden RI nomor 7, siapa sangka orang kebanyakan seperti Jokowi mampu menduduki jabatan setinggi itu?

Itulah takdir Tuhan, sementara Prabowo yang benar-benar "niat" jadi Presiden hingga 4 kali mencalonkan diri kok tak jadi-jadi.

Ya mungkin memang Prabowo belum ditakdirkan Tuhan menjadi Presiden RI, entah pilpres 2024. Meskipun menurut prediksi saya Prabowo hanya akan sampai pada calon presiden saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun