Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

ATM, Awal Mula, Kini, dan Nanti

27 Maret 2021   14:10 Diperbarui: 27 Maret 2021   21:35 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan di dunia perbankan kini memang sudah menjadi aktivitas harian hampir seluruh masyarakat Indonesia. 

Menurut catatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per Januari 2021, jumlah rekening milik masyarakat di 110 bank di Indonesia sebanyak 352.728.934 dengan jumlah dana yang ada di rekening tersebut sebesar Rp. 6.077 triliun.

Dari jumlah rekening sebanyak itu, lebih dari 70 persen diantaranya dilengkapi kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM)  atau Kartu Debit, artinya jumlah kartu ATM yang beredar di masyarakat sekitar 220 jumlah.

Salah satu bank terbesar di Indonesia Bank BCA menurut data yang saya kutip dari situs BCA.co.id melayani 22,5 juta rekening, dan semuanya telah dilengkapi oleh kartu ATM.

Belum lagi di bank-bank milik BUMN yang jumlah nasabahnya lebih banyak lagi seperti Bank BRI kartu ATM dan Debit yang dikeluarkan oleh mereka  pada akhir 2019 mencapai 55,5 juta kartu.

Bank Mandiri hingga Oktober 2020 memiliki 23 juta nasabah pemilik kartu ATM yang dikeluarkan oleh mereka.

Ketiga bank terbesar di Indonesia ini juga memiliki jumlah mesin ATM terbanyak BCA memiliki sekitar 17.360 mesin ATM.

Bank Mandiri  menurut situs resminya memiliki 18.291 mesin ATM, sementara Bank BRI memiliki jumlah mesin ATM terbanyak dengan jumlah 22.792 mesin ATM.

Belum lagi  bank-bank diluar ketiga bank terbesar di Indonesia tersebut,  makanya tak heran jika nilai transaksi dengan menggunakan ATM pun sangat besar,  menurut data yang dirilis Bank Indonesia pada Agustus 2020 mencapai Rp. 607 triliun 

Databoks.co.id
Databoks.co.id
Gambaran data dan fakta tersebut menunjukan bahwa Kartu ATM dan mesin-nya sudah menjadi bagian hidup masyarakat modern saat ini.

Maka dari itu karena begitu masifnya penggunaan ATM, faktor keamanan penggunanya menjadi sangat krusial. Untuk itu keamanan kartu ATM terus ditingkatkan, seperti yang saat ini tengah dilakukan seluruh bank di Indonesia.

Merujuk surat edaran BI seluruh kartu ATM haru bermigrasi pada kartu ATM chip alih-alih pita magnetik seperti yang digunakan 30 tahun terakhir.

Seluruh bank akan melakukan pemblokiran sampai batas akhir 31 Desember 2021, jika nasabah mereka tak mengganti kartunya dari pita magnetik menjadi chip.

Jumlah mesin ATM secara global hingga akhir 2020 mencapai 3,5 juta mesin ATM. Dengan densitas ATM tertinggi di Macau yang mencapai 245 ATM per 100.000 penduduk.

Mungkin pertumbuhan pengguna ATM seperti ini tak terbayangkan saat ATM pertama kali digunakan di kantor Pusat Bank of Barclay London Inggris pada tahun 27 Juni 1967, dan saat itu namanya bukan  ATM, tapi Cash Dispenser.

Menurut The Telegraph, Cash Dispenser ini pertama kali ditemukan oleh seorang karyawan perusahaan percetakan kertas-kertas securities De La Rue, bernama John Shepperd Baron pada tahun 1965.

Kala itu bank di Inggris rata-rata jam operasinya tutup pada pukul 15.30, ia berpikir,  bagaimana andai orang membutuhkan uang tunai di luar jam kerja bank.

Menarik uang tunai melalui teller di bank pun bukan sesuatu yang menyenangkan lantaran harus antri sangat panjang apalagi menjelang akhir pekan atau awal pekan.

"Pasti ada cara agar aku bisa mengambil uangku di negara mana pun aku berada atau di Inggris. Lalu aku teringat dispenser cokelat batangan dan membayangkan mengganti cokelat dengan uang," kata John.

Beberapa hari setelah pertemuan, John diundang ke kantor Barclays guna bertemu sejumlah pejabat bank dan kembali mempresentasikan idenya. Barclays sepakat bekerja sama dengan John dan memintanya menciptakan enam buah mesin yang dimaksud. John berhasil merampungkan mesin itu dua tahun kemudian.

Di Amerika Serikat ATM pertama kali dioperasikan sekitar bulan September 1969, oleh Chemical Bank di Rockville Center New York .

Periode 1969 merupakan tahun yang besar bagi ATM. Banyak bank di beberapa negara mulai menyediakan ATM. Midland Bank bermitra dengan perusahaan teknologi Speytech meluncurkan mesin ATM-nya. Lalu, perusahaan Omron Tateishi Jepang menyediakan satu ATM di luar Bank Sumitomo.

Dalam perjalanannya ATM terus berevolusi, dari hanya sekedar mengeluarkan uang, pada tahun 1971 ATM mulai memiliki berbagai fungsi, termasuk memberi info rekening nasabah hingga melakukan transfer antar bank.

Di Indonesia sendiri ATM pertama kali dipergunakan oleh Bank Niaga yang kini menjadi Bank Maybank pada tahun 1987.

Setelah bank Niaga menyusul kemudian Bank BCA pada tahun 1988 mulai menggunakan ATM, tapi sambutan masyarakat Indonesia terhadap alat baru ini sangat skeptis.

Faktor keamanan menjadi salah satu hal utama mengapa skeptimisme ini timbul. Butuh 10 tahun untuk membuat masyarakat Indonesia mulai percaya dan terbiasa menggunakan ATM.

Menurut pakar marketing Hermawan Kertajaya, BCA adalah bank yang paling berjasa dalam pengembangan ATM di Indonesia.

BCA adalah bank pertama yang melakukan proses edukasi sistematis dalam pemakaian  layanan electronic delivery channel tersebut. 

Proses edukasi tersebut diimbangi dengan penambahan keberadaan ATM dan fasilitas layanan ATM secara sistematis.

Makanya kemudian BCA merupakan salah satu bank yang sangat maju dalam teknologi informasinya, dalam perjalanan waktu mereka pula lah yang memelopori internet banking di Indonesia.

Hingga kini  keberadaan mesin ATM memang sudah menjadi teknologi pokok seperti halnya telepon pintar bagi kehidupan sosial ekonomi seluruh bangsa di dunia termasuk Indonesia.

ATM kini teknologinya sudah sangat maju, hampir seluruh transaksi perbankan sudah bisa dilakukan mesin ini, kecuali hal-hal yang bersifat analisis, mungkin dalam  jangka waktu tak terlalu lama seluruh transaksi bisa dilakukan lewat ATM.

Namun demikian, sejumlah pihak yang mewacanakan cashless Society menyebutkan ATM bisa saja tergerus oleh teknologi digital lain yang lebih maju dengan dasar internet banking misalnya.

Faktanya kini, negara-negara seperti India, Cina, dan Jepang konsisten mengurangi jumlah ATM. Kabar itu juga terbit bersamaan dengan laporan yang menyatakan warga negara Swedia, India, Cina, Nigeria, dan Korea Selatan semakin nyaman melakukan transaksi non-tunai.

Apalagi diakselerasi dengan pandemi Covid-19 mungkin keberadaan ATM nantinya bisa menjadi semacam artefak kuno.

Itulah teknologi yang perkembangannya sangat cepat, bahkan kita pun seperti baru menyadari keberadaannya setelah teknologi itu ada dihadapan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun