Ketiga, orang akan tetap memilih berada dalam "permainan" ini karena adanya efek biaya hangus atau sunk cost fallacy dan teori prospek.
Efek ini menjaga seseorang untuk tetap berada dalam skema investasi tersebut dengan dasar pemikiran satu hari di depan investor akan mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan di awal investasi dilakukan.
Jadi membuat para investor seperti memiliki keharusan untuk tetap berada dalam skema investasi ini sampai minimal uang yang telah disetorkan itu kembali, sesuatu yang jarang terjadi.
Lantas, agar tak terjebak dalam situasi skema investasi seperti ini?Â
Sekali lagi cobalah berpikir secara rasional sebelum berinvestasi dalam skema apapun, karena harus disadari setiap investasi itu keuntungannya akan sama besar dengan risikonya.
Jadi tak akan ada investasi beruntung maksimal dengan risiko minimal. Hindari investasi "too good to be true".
Untuk memberi pemahaman seperti ini pemerintah atau otoritas  keuangan harus terus menggalakan literasi keuangan masyarakat lebih intensif lagi.
Apalagi dalam situasi ekonomi sulit seperti kala pandemi ini. Masyarakat cenderung putus asa sehingga terkadang menjadi kehilangan akal sehat, tanpa perhitungan mereka berinvestasi serampangan asal diiming-imingi keuntungan fantastis.