Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Harun Yahya Sempat Dipuja di Indonesia, Kini Dihukum 1.075Tahun karena Kejahatan Seksual

12 Januari 2021   10:05 Diperbarui: 13 Januari 2021   09:30 7285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Harun Yahya dalam beberapa jam terakhir viral menjadi kata yang paling banyak dicuitkan di laman media sosial Twitter, hingga tulisan ini dibuat ada 7.077 cuitan terkait nama itu.

Namanya menjadi viral lantaran ia dijatuhi vonis hukuman penjara selama 1.075 tahun oleh Pengadilan Turki pada Senin (11/01/21) karena terbukti melakukan kejahatan seksual.

Dilansir CNN.Com, menurut amar putusan pengadilan Yahya terbukti bersalah atas sejumlah tuduhan seperti melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah wanita termasuk mereka yang masih di bawah umur.

Selain itu ia pun terbukti melakukan penipuan dan berusaha memata-matai pemerintah Turki dalam hal politik dan militer.

Dalam sidangnya terkait kasus pelecehan seksual, Harun Yahya  di depan hakim mengaku ia memiliki 1.000 kekasih wanita.

BBC.Com
BBC.Com
"Saya mencurahkan banyak cinta untuk perempuan. Cinta adalah kualitas seorang manusia. Cinta membuktikan kualitas seorang Muslim," kata Oktar dalam sidang pada Oktober 2020 silam.

Namun menurut salah seorang wanita yang bersaksi dalam sidang itu, bukan cinta yang diberikan oleh Harun tapi pelecehan dan pemerkosaan secara seksual yang terjadi. Seperti yang dilakukan pada dirinya dan sejumlah wanita lain.

Menurut pengakuannya, sebelum Harun melakukan pemerkosaan  ia selalu memaksa korbannya untuk meminum pil kontrasepsi pencegah kehamilan.

Sejalan dengan pengakuan saksi tersebut,  polisi Turki menemukan 69 ribu pil kontrasepsi di tempat tinggal Harun. Tapi Ia berdalih pil itu digunakan untuk mengobati kelainan kulit dan menstruasi.

Siapa sebenarnya Harun Yahya ini?

Ia yang memiliki nama asli Adnan Oktar ini sebenarnya cukup terkenal di kalangan umat muslim dunia termasuk di Indonesia.

Ia dikenal sebagai seorang pendakwah, ilmuwan, dan cendikiawan muslim asal Turki dengan pemikiran-pemikian kontroversialnya yang mengaitkan kebesaran Tuhan dengan alam semesta dan ilmu pengetahuan.

Adnan Oktar kemudian menerbitkan puluhan buku dan film dokumenter mengenai keajaiban penciptaan manusia, alam semesta, dan ilmu pengetahuan dengan menggunakan nama pena Harun Yahya.

Nama ini ia ambil dari gabungan nama dua Nabi, Nabi Harun dan Nabi Yahya. Dengan nama inilah namanya mulai dikenal dunia.

Karya-karyanya tersebut ia klaim berdasarkan penelitian yang dilakukan cukup mendalam. Di Indonesia namanya cukup harum lantaran ia mampu merasionalisasi tafsir agama Islam melalui pendekatan sains yang sebenarnya hanya pseudo sains saja.

Apalagi cara penyajian dakwahnya dengan menggunakan audiovisual cukup keren  menjadi daya tarik tambahan yang membuat sebagian umat muslim Indonesia cukup terpukau, sehingga beberapa di antaranya kerap menjadikan dakwah Yahya yang videonya banyak bertebaran di platform medsos Youtube ini sebagai rujukan dan bahan pembelajaran dalam holaqoh-holaqoh yang mereka selenggarakan.

Menurut sejumlah penelitian sederhana yang saya lakukan dengan menelusurinya lewat Google search, mereka yang kerap menjadikan  pemikian Adnan Oktar ini sebagai rujukan adalah mereka yang dekat dengan PKS dan berbagai afiliasinya.

Tidak percaya silahkan saja ketik di Google "PKS Harun Yahya" disana banyak bertebaran justifikasi berupa tulisan atau video dakwah dari mereka yang mengagungkan pemikiran Adnan Oktar ini.

Yang paling fenomenal dan membuat Oktar terkenal adalah pemikirannya yang menentang habis-habisan teori Darwin, yang banyak dikutip oleh sejumlah pendakwah di Indonesia.

Pseudosains kreasi Oktar ini dianggap oleh sebagian umat muslim sebagai narasi yang shahih untuk melawan teori-teori ilmu pengetahuan yang telah mapan dan nyata terverifikasi sejak lama.

Untuk menemukan sebuah teori dalam sains, tentu saja membutuhkan waktu yang panjang, dengan berbagai penelitian yang kemudian melahirkan argumentasi terkait teori-teori tersebut.

Kemudian antitesis teori tersebut akan muncul dari pihak lain sehingga kemudian akan saling membantah. Siapa yang kuat metodologi, data, argumentasi dan fakta tentunya bakal bertahan lama sebagai sebuah teori dalam ilmu pengetahuan.

Namun, apa yang dilakukan Adnan Oktar A.ka Harun Yahya tak seperti itu, ia cenderung mencampuradukan fakta teologis dari berbagai tafsir Al Quran dan Hadist dengan sains yang telah mapan dengan menggunakan ilmu cocokmologi, yang terkesan asal cocok dan terkesan masuk akal saja.

Ia mencoba"mengilmiahkan" tafsir-tafsir keagamaan dengan narasi-narasi yang ia klaim berdasarkan penelitian. Padahal sebenarnya bukan kebenaran yang ia gali tapi pembenaran,  dengan cara menyambung-nyambungkan seakan semua itu ilmiah.

Jika diamati dan diteliti secara seksama sebenarnya penelitian yang dilakukannya tersebut sama sekali tak berpijak pada standar-standar universal untuk bisa dikatakan ilmiah.

Sayangnya di Indonesia pseudosains ciptaan Harun Yahya itu dipuja-puja bahkan hingga dianggap kebenaran.

Mungkin karena ia membangun narasi supremasi Islam di ujung seluruh pemikirannya itu, terutama dalam dunia sains. Ini semua mungkin masuk dalam perdebatan "Clash of Civilization" pertikaian antara barat dan timur.

Jadi ketika ada seorang yang seolah mampu menunjukan kebangkitan satu golongan dalam hal ini timur (baca Islam) ternyata lebih unggul dibanding dari klaim berbagai teori di barat dan itu "terlihat sangat ilmiah" tanpa ba bi bu pastinya akan dipuja-puja.

Apalagi kemudian teori pseudosains ciptaan Oktar itu sejalan dengan politik yang ada dalam pemikiran kelompoknya, ya seperti sekrup menemukan mur, klop.

Tapi karena ini berkaitan dengan ideologi, jadi agak sulit  juga jika kita mencari kebenaran yang hakiki. Bagi sebagian pihak Harun Yahya bisa dianggap sebagai "pemikir yang berbahaya" tapi pihak lain ia dianggap sebagai "pemikir yang berpengaruh".

Namun yang jelas, dengan fakta yang ada saat ini, kita menjadi tahu siapa dan apa itu Harun Yahya. Meskipun sebenarnya sejak awal jika kita menelusuri jejak-jejaknya.

Tingkah lakunya di kehidupan nyata tak mencerminkan seorang pendakwah, cendikiawan muslim apalagi seorang ulama.

Gaya hidupnya jauh dari personifikasi kita tentang seorang ulama atau pendakwah. Ia dikenal sangat flamboyan, bergaya hidup super mewah seperti yang kita bisa lihat dalam foto-fotonya di berbagai laman media sosial.

Ia tinggal di sebuah villa mewah di kawasan elite Istambul dan sering difoto bersama banyak wanita-wanita cantik nan semlohai berbusana amat minim.

Para pengikut setianya yang merupakan anggota sektenya yang ia dirikan pada era 90an, diberikan apartemen mewah di kawasan eksklusif di Ibu Kota Turki tersebut. Biasanya mereka terdiri dari 3 atau 4 orang dalam satu kelompok.

Namun dari berbagai tingkah Harun Yahya, yang paling kontroversial dari kehidupannya adalah masalah pengikut perempuannya yang kerap berbusana minim dengan dandanan yang sangat mencolok.

Menurut laporan yang dirilis sejumlah media Turki, Harun Yahya mencuci otak para perempuan pengikutnya tersebut, selain itu ia pun mengancam mereka dan menjadikan mereka sebagai "budak Seks"

Salah seorang Model Turki bernama Ebru Simsek yang sempat menjadi pengikut Harun Yahya, ia diperas dengan menggunakan video seksnya untuk terus menjadi pengikut dan budak seks.

Harun Yahya A.ka Adnan Oktar ditangkap pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan, bersama 235 pengikutnya pada 2018 lalu.

Saat itu ia ditangkap atas tuduhan penipuan, mendirikan organisasi jahat, dan pelecehan seksual. Sidang terhadapnya dimulai bulan September 2019.

Kisah Harun Yahya ini memang sangat menarik untuk dijadikan sebuah pelajaran bagi kita semua. Memuja orang dengan alasan keagamaan hingga tak terbatas itu tak akan membawa kebaikan apapun.

Malah menjadikan pihak yang dipuja menjadi seorang monster yang mengerikan. Dogma dan doktrin dalam beragama jika disalahgunakan efeknya jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan doktrin politik sekalipun.

Apalagi jika keduanya tidur dalam satu ranjang yang sama, politik dan agama, lebih mengerikan lagi dampaknya bagi kehidupan ini dan sangat rentan untuk disalahgunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun