Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aksi Demonstrasi UU Ciptaker Terus Berlanjut, Sejak Kapan Manusia Mengenal Aksi Demonstrasi?

18 Oktober 2020   12:11 Diperbarui: 18 Oktober 2020   12:21 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Bubarkan PKI beserta Ormas-Ormasnya. 2. Rombak Kabinet Dwikora, dan ke-3. Turunkan harga kebutuhan pokok.

Aksi demo ini akhirnya berhasil menurunkan kepemimpinan Soekarno sekaligus menjadi tonggak sejarah pergantian orde, dari Orde Lama ke Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto.

Peristiwa unjuk rasa ke-2 yang cukup besar terkadi lagi pada masa pemerintahan Orba pada 15 Januari 1974 yang dikenal dengan peristiwa Malari (lima belas Januari).

Kembali mahasiswa menjadi motor aksi demonstrasi yang menentang terlalu derasnya investasi Jepang di Indonesia.

Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang saat itu  Kakuei Tanaka Ke Indonesia.

Para mahasiswa dan pelajar yang bergabung dengan sebagian masyarakat sipil untuk melakukan unjuk rasa. Mereka menuntut 3 hal yang mereka sebut "Tritura Baru 1974" yang isinya: 1. Bubarkan Lembaga Asisten Pribadi Presiden (Aspri). 2. Turunkan harga. 3. Ganyang korupsi.

Peristiwa Malari ini berhasil di redam oleh Pemerimtahan Soeharto saat itu, meskipun beberapa pejabatnya di pecat seperti Soemitro yang saat itu menjabat Pangkopkamtib dan Lembaga Aspri pimpinan Ali Moertopo di bubarkan.

Para pentolan pengunjuk rasa seperti Hariman Siregar kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Beberapa media yang aktif memberitakan kejadian itu seperti Harian Abadi, Pedoman dan beberapa surat kabar lainnya dibredel.

15 tahun kemudian aksi unjuk rasa besar kembali terjadi, setelah mahasiswa bergerak dengan jumlah yang sangat masif pada bulan Mei 1998.

Gerakan ini merespon krisis moneter yang terjadi di pertengahan tahun 1997 yang kemudian berujung menjadi krisis multi dimensi. 

Aksi yang tadinya berlangsung sporadis di beberapa daerah terus membesar hingga puncaknya ratusan ribu bahkan jutaan mahasiswa dan masyarakat sipil turun ke jalan menuntut  Soeharto agar turun dari jabatannya dan pergantian rezim dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun