Namun itulah memang derita orang di penjara dalam kondisi tak punya uang atau tak pernah dijenguk atau dalam istilah penjara disebut "orang ilang"
Sebenarnya kasta di penjara yang diukur dengan kemampuan secara finansial itu nyata adanya dan tegas sekali terlihat.Â
Bagi yang berpunya atau keluarganya masih datang menjenguk apalagi napi-napi kelas koruptor yang masih banyak memiliki uang, hidup dipenjara bisa menjadi raja.
Bukan rahasia lagi seperti yang kita saksikan di TV bagaimana napi-napi koruptor bisa mendapat fasilitas mewah seperti kamar yang nyaman bak hotel, lengkap dengan fasiltas seperti Air Conditioner (AC), Water dispenser, kulkas, bahkan laptop dan alat komunikasi lainnya.
Berbeda dengan jelas seperti yang digambarkan Surya di Mapenaling, TV ada hanya satu dan ditonton beramai ramai, situasinya seperti barak tanpa sekat, kamar mandi bersama sangat tidak layak.
Makanan yang disebut cadung memiliki kualitas yang sangat buruk, terkadang setengah matang dan nyaris tanpa rasa. Jika menunya daging, maka kualitas daging yang diberikan, mungkin kualitas paling buruk yang dijual dipasaran.
Air putih yang diberikan pihak penjara harus ditampung sendiri oleh para tahanan di botol-botol yang biasa di pungut di sekitar penjara tersebut.
"Tapi rasanya.kaya lengket, para tahanan menjadi sakit tenggorokannya," tambah Surya.
Untuk mendapatkan air panas atau memasak mie instan para napi biasanya dengan "nembak air". Caranya ya botol plastik berbahan plastik fiber dibakar dengan menggunakan sampah -sampah plastik terutama kantong plastik.
Kebayangkan polusinya apalagi didalam ruangan tertutup seperti Mapenaling yang dihuni begitu banyak orang.
Tak heran banyak sekali napi yang sakit karenanya, malangnya ketika mau berobat ke Klinik di Rutan Salemba  pun prosedur yang harus ditempuh sangat rumit.