Dalam wawancara tersebut seperti dilansir SMH , Anies Baswedan menyebutkan bahwa dirinya sudah mulai bekerja dan rapat dengan seluruh rumah sakit di Jakarta untuk mengantisipasi  virus ini, ketika pertama kali mendengar kasus  pertama virus baru di Wuhan, yang artinya itu tanggal 6 Januari 2020.
 " We already started to have meeting with all Hospitals in Jakarta, informing them about (what) at that time we called it "Pneumonia Wuhan"-there is no Covid yet" ujar Anies.
Hmm.... kalau enggak salah tanggal-tanggal segitu Anies lagi bergulat dengan banjir, akh katakanlah benar, terus dia menyampaikan ke bawahannya apa, virus? Bakter? Atau apa? Karena saat itu belum jelas benar berupa apa mikroorganisme tersebut.
Dalam wawancara yang sama pun Anies menyalahkan Kementerian Kesehatan karena upaya dirinya untuk melakukan test Corona di bulan Januari dihalang-halangi mereka.
Kayanya memang  tak masuk akal ucapan Anies itu, semua sarana dan prasarana buat pengetestan pun belum ada lantas mau ngetes pake apa?Â
Kemudian Anies pun menyebutkan ada lonjakan kematian pada bulan Februari-Maret, jadi ia menduga ada manipulasi data yang dikeluarkan oleh Kemenkes dan Gugus Tugas.
Sebenarnya apa yang dicari Anies Baswedan ini, celetukan-celetukan enggak genah seperti ini membuat suasana tambah gaduh, sementara yang dia kerjakan cuma jumpa pers, wawancara sana-sini, begitu mengerjakan tugas, distribusi bantuan sosial carut marut, pengaturan anggaran kelabakan sehingga harus ditombokin ama pemerintah pusat.
Kepala Daerah itu tugasnya, buat kebijakan, evaluasi implementasi, koordinasi dengan Pemerintah diatasnya, melakukan kontrol dilapangan.
Bukan hanya melakukan Jumpa Pers kemudian nyeletuk tak jelas sesuatu yang sensasional, kecuali niat nya memang bukan buat kerja tapi cuma cari panggung.
