Oh iya tarif tol di banyak ruas pun mengalami kenaikan, masyarakat benar-benar seperti ditekan pemerintah dengan berbagai kenaikan tarif.
Eh belum aempat masyarakat menemukan titik equilibriun baru dalam mengelola keuangan keluarga akibat kenaikan yang bertubi-tubi.
Pemerintah sudah siap-siap memberi beban baru dengan mencabut subsidi  Gas LPG berukuran 3 Kg mulai semester II 2020 ini.
Alasannya agar subsidi yang diberikan menjadi tepat sasaran, begitu yang diucapkan oleh Direktur Jenderal  Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto.
"LPG ini tantangan kita di 2020, secara prinsip sektor terkait setuju LPG 3 kilogram secara tertutup hanya untuk masyarakat yang berhak. Ini persiapan subsidi langsung pada masyarakat, mudah-mudahan tahun ini pertengahan tahun bisa diterapkan," kata Djoko, di kantornya, Selasa (14/01/2020). Seperti yang saya kutip dari CNBCIndonesia.com.
Saat ini mereka dalam proses mendata  warga miskin dan mempersiapkan skema pemberian subsidi yang tepat.
Saat ini  LPG  Melon 3 Kg yang disalurkan kemasyarakat sebesar 6,9 juta ton per tahun. Untuk tahun 2019 lalu subsidi yang dikeluarkan pemerintah senilai Rp 75,22 triliun.
Dengan dicabutnya subsidi tersebut pemerintah berpotensi menghemat biaya subsidi berkisar diangka Rp 58 triliun.
Jika kita berkata dengan angka-angka memang keuangan negara akan sangat sehat jika subsidi diberikan seminimal mungkin. Tapi pemerintah juga harus ingat tujuan bernegara itu agar masyarakat sejahtera adil dan makmur tak kurang suatu apapun.
Masih banyak masyarakat miskin yang pendapatanannya sangat minim bahkan untuk hidup paling minimal sekalipun.
Itu yang harus dipikirkan, tak semua rakyat indonesia itu mampu. Meskipun subsidi akan diberikan secara langsung, tapi harus ingat dengan kenaikan harga energi maka akan ada efek domino, barang lain pun akan ikut naik, inflasi akan meroket, daya beli merosot.