Banyak orang rendah hati dan sungguh-sungguh mencari Tuhan pada waktu susah, sedang menderita dan ketika pelayanan mereka masih kecil. Tetapi ketika kelimpahan datang dan pelayanan menjadi besar, mereka kemudian melupakan Tuhan dan menganggap bahwa pelayanan tersebut berhasil karena kehebatan mereka.
Orang-orang yang menjadi sombong setelah berhasil seperti monyet yang berpegang erat pada dahan pohon pada saat angin kencang datang, tetapi tertidur dan melepaskan pegangannya pada saat angin sepoi-sepoi datang sehingga mereka jatuh.
Kesombongan adalah awal dari kehancuran. Allah ingin kita memiliki kerendahan hati. Tuhan Yesus sendiri telah memberi teladan kerendahan hati kepada kita. Ia rela mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dan menganggap bahwa kesetaraan dengan Allah itu bukan milik yang harus dipertahankan. Tuhan Yesus yang adalah guru dan Tuhan telah rela membungkuk dan membasuh kaki murid-murid-Nya. Â Itulah sebabnya, Ia sangat ditinggikan (Flp. 2:1-11).
3. Tidak melawan hamba Tuhan yang telah diurapi.
Banyak orang melawan dan memberontak kepada gembala mereka ketika pelayanan mulai berkembang. Orang-orang seperti itu tidak sadar bahwa ia bisa berkembang karena gembala telah memberi kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam pelayanan dan memberi kepercayaan kepada mereka. Mereka tidak sabar menunggu waktu Tuhan untuk mengangkat mereka. Mereka cepat-cepat memulai pelayanannya dengan menghasut beberapa jemaat dan pengerja lain untuk mengikuti mereka.
Setelah Daud diurapi menjadi raja dia tidak melawan Raja Saul. Dia beroleh kesempatan dua kali untuk membunuh Saul tapi dia tidak melakukannya. Dia menunggu waktu Tuhan untuk mengangkatnya. Akhirnya, Daud menjadi raja yang diberkati Tuhan. Allah menginginkan kita diberkati luar biasa di dalam pelayanan, tetapi kita harus menunggu waktu Tuhan sendiri untuk mengangkat kita. Â
Orang-orang yang mengangkat tangannya menentang pemimpin mereka, pada akhirnya akan hancur. Tidak ada pemberontakan yang diberkati oleh Tuhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI