[caption id="" align="aligncenter" width="691" caption="edwin-picture-florafauna.blogspot.com"][/caption]
Aku bertanya ke embun pagi
Ceritakanlah kepadaku wahai embun, bagaimana bisa embun bisa berubah jadi air?
Kemudian sang embun berkata, "Mengapa engkau bertanya demikian?"
Aku tidak menjawab sang embun Aku malu...
Sang embun melihatku dan tersenyum
"Tidak apa nak, setiap mahluk hidup punya jalan hidup masing masing, punya bahagia masing-masing, dan punya hal yang perlu ditangisi. Seperti aku, embun di atas daun. Aku tidak pernah menginginkan untuk menjadi embun, aku kadang berpikir selalu lebih baik menjadi hujan. Semua mahluk menyukai hujan, tidak ada yang membutuhkan embun di atas daun. Hidupku juga selalu dalam bahaya, ketika angin datang atau sesuatu mengoyang daun, aku bisa jatuh ke tanah dan mati sia-sia. Tetapi aku sadar, aku sama indahnya dengan hujan, dan bahkan jauh lebih indah. Coba perhatikan, ketika matahari terbit, cahaya keemaasan matahari akan membuat aku sangat indah. Pada titik ini, aku tidak lagi mempertanyakan bagaimana aku terbentuk dan apa keuntungannya. Aku hanya mengagumi ciptaan Tuhan dalam diriku. Aku indah, aku cantik. Oleh karena itu, ketika aku mati dan menguap, aku bahagia, karena aku indah".
Aku menangis, dalam dan pahit
Aku berbalik, kubuang kursi rodaku, dan mulai berjalan....