Mohon tunggu...
Fernando Simandalahi
Fernando Simandalahi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Only a nerd, trapped in the right body. :D I write quotes on Instagram: @fernandosimandalahi || Baca Novel Wattpad: My (Not So Hot) Pariban : https://www.wattpad.com/343102339-my-not-so-hot-pariban-on-going-satu || Go follow. :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Surat Terbuka untuk Gramedia.Com

16 Januari 2018   12:22 Diperbarui: 16 Januari 2018   12:46 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 27/12 saya kembali chat ke laman G, dan Admin bernama Yulia mengatakan bahwa satu buku sudah dikirim tanggal 24/12, namun dibawa pulang karena 'kantor penerima tutup'.

Jelas saja saya kesal. Bukan hanya G yang tidak professional, jasa ekspedisinya (ARK Ekspress) juga. "Kalau kurirnya cukup bijak untuk menelepon saat mengantar paket, paketnya tidak akan kembali. Itu gunanya kita menyertakan nomor telepon." Kata saya waktu itu. Admin Yulia meminta meminta saya untuk kembali menunggu. Saya menutup percakapan dengan meminta maaf, karena saya sudah mengucapkan kata-kata bernada emosi. Saya sadar betul, ini bukan kesalahan Admin. Namun saya harus melampiaskan amarah, bukan?

Singkat cerita, saya sudah berkali-kali chat ke laman G untuk meminta kejelasan paket saya, namun hingga saat ini belum diterima juga. Satu buku yang sudah pernah diantar, saya terima kira-kira satu minggu kemudian, dan tiga buku sisanya masih entah di mana. Setiap kali saya tanya, jawaban para Admin selalu sama: "Informasi dari tim terkait untuk pesanan pada saat harbolnas saat ini sudah tersedia dan tinggal menunggu update nomor resi dari ARK dan nomor resi akan kami informasikan pada email berikutnya."

Saya bahkan sudah meminta agar pesanan saya dibatalkan saja, daripada saya emosi setiap hari, namun G (katanya) tidak bisa membatalkan pesanan yang sudah diproses. Menakjubkan, bukan?

Hari ini, ketika dua kali saya chat ke laman G (lagi), pesan saya (sepertinya) sengaja dilewatkan. Saya hanya mendapat konfirmasi "Missed Chat with Thomas" melalui email.

Intinya, saya kecewa dengan pelayanan toko buku sebesar G.

Kejadian ini menunjukkan betapa tidak siapnya G untuk ikut ambil bagian dalam perhelatan HARBOLNAS, namun memaksakan untuk ikut, entah karena apa. Ribuan komplain saya baca di kolom komentar setiap postingan Instagram G.

Seorang raja akan memilih duduk dulu dan memperhitungkan kekuatan, sebelum memutuskan untuk menabuh gendering perang. Lebih baik mengalah daripada mati sia-sia. Sebagai toko buku yang punya nama, seharusnya G sudah bisa memperhitungkan bahwa Harbolnas ini akan besar, penuh peminat (diskon 50%, ingat?), dengan pembeli dari seluruh penjuru Indonesia. Tapi nyatanya?

Saya tidak tahu bagaimana manajemen G, atau sistem apa yang dipakai oleh G (sehingga tidak tahu kalau kekurangan stok) atau bagaimana kualitas SDM yang bekerja di balik komputer-komputer G. Yang saya tahu, G sebenarnya tidak siap untuk HARBOLNAS, namun memaksakan untuk siap.

Saya tidak yakin apakah buku saya akan tiba di teras rumah dalam waktu dekat, atau mungkin tidak akan pernah menerimanya.

Saya hanya berharap bahwa G bisa benar-benar mengambil pelajaran dari kejadian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun