[Puisi] Memori Kelam di Akhir NovemberÂ
Di ujung menara gereja, kubawa dan kuletakkan namamu dalam
Doa yang diranumkan semesta -- larik-larik doa itu menyentuh, menembus egoismu yang
Tak memberi ruang untuk tumbuh dan menjadi satu -- tangis pecah jadi doa yang terdalam
Membuahi cinta tulus terbungkus konsisten dan kepercayaan yang sering kau ucapkan sembari
Mengajak aku menetap di rumahmu sebagai pemilik bukan tamu yang akan pulang
Di ujung menara gereja, kehilangan itu paling menyakitkan, situasi yang selalu kita bantah untuk tidakÂ
Boleh saling melepas, pun tidak boleh saling meninggalkan walaupun gonggongan anjing datang dalam rupa tantangan tuk
Memisahkan kita -- kita memurnikan tujuan hidup bersama seperti untaian doa-doa rosario yang kita batinkan bersama
Tuk tetap kukuh dalam keabadian cinta kita yang telah termeraikan janji dan asa meminta restu orangtua