Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kursi DKI 1: RK vs Sahroni vs PDIP, Peluang 3 Poros?

24 Februari 2024   23:20 Diperbarui: 24 Februari 2024   23:20 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meja Gubernur DKI di Balaikota (Foto by Kumparan)

Ketika Pilpres baru saja usai hitungan minggu. Lalu, gegap gempitanya masih membekas bahkan ramai akan kontroversi antara curang atau tidaknya kah, kemudian antara failure atau tidaknya kah. Dimana imbasnya muncul wacana Hak Angket, mengingat MK dan Bawaslu dinilai tidak dipercaya. 

Lupakan soal itu semua, dimana Pilpres 2024 sudah sedikit banyak mulai meredup begitu cepat. Barangkali, karena memang selisih antara yang terpilih hasil Quick Count dengan kompetitornya sangat jauh. 58 persen 02 berbanding dengan 24 persen 01 dan 17 persen 03. 

So, pasti bahkan hampir pasti minim resistensi berbeda dengan Pilpres sebelumnya dimana polarisasi sangat jelas ada 2 poros saja disamping selisih suara antara Petahana dan lawan sangat sedikit. 

Makanya sejarah jelas sekali 2019, sangat pecah sekali euforia pertentangannya. Sekarang seolah sirna, dan para aktornya pun kini mulai memikirkan antara 'main aman' maupun 'prospek emas' lainnya. 

Betul sekali, 27 November 2024 kan masih ada Pilkada. Bisa jadi ini adalah kesempatan kedua bahkan ketiga siapapun yang sempat terpuruk untuk maju kembali dan mengamankan eksistensi mereka dalam kursi di tingkat lokal. 

Untuk kalah, bahasa kasarnya memulai dari nol tapi sebenarnya tidak sekedar itu. Hanya saja, dari kalangan oposan bisa saja menunjukkan bahwa mereka akan perform dan mampu menjadi antitesa dari Pusat yang mana mereka tidak dukung sebelumnya.

To The Point, pesta terseksi bahkan sejak 2017 dimana cerminannya adalah cerminan Nasional. Pilgub DKI 2024. Posisi yang sebelumnya ditinggal oleh Anies Baswedan yang notabene adalah Calon Presiden 01, dimana santer dikabar bahwa ia tidak akan melirik kembali posisi politik praktis pasca ia kalah. 

Jalan perubahan beliau bukan untuk menjadi pejabat publik dalam waktu dekat apalagi memikirkan kontrak terhadap partai untuk menjadi bagian didalamnya. Sehingga bursa Anies maju pun mundur alias digeser, bukan berarti tidak ada tokoh-tokoh relevan. 

Justru setelah Pilpres mulai berdatangan dan sinyalnya semakin terbuka. Apalagi after 20 Maret dimana partai juga telah pasti mendapatkan hasil dari Kursi DPRD dan Suara yang didapatkan untuk mencalonkan diri. 

Berdasarkan informasi secara real time lewat real count KPU, PKS sepertinya akan mencetak sejarah dimana partai ini sukses untuk menjadi juara dalam kontestasi Legislatif lokal menyalip PDIP yang sudah sejak 2014 lalu memegang Pimpinan Dewan. Hingga detik ini (berdasarkan rekap via Real Count KPU) hasilnya adalah sebagai berikut : (5 besar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun