Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Joki Skripsi Kuliah: Realitas Menggerus Integritas

18 Februari 2023   20:00 Diperbarui: 18 Februari 2023   20:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendengar maraknya berita tentang joki skripsi dan tugas yang justru semakin marak bahkan bukan hanya menyasar kalangan mahasiswa yang masih aktif saja di jenjang undergraduate atau strata-1 melainkan strata yang lebih tinggi bahkan sekelas akademisi yang memang profesinya adalah berpikir untuk mengembangkan ilmu malah terbuai pada realita bahwa mereka juga mempopulerkan 'fast track' dalam mendapatkan sebuah prestise dalam dunia pendidikan tersebut. 

Jujur saya hanya mengelus dada sekaligus merenung, memang hasrat untuk melakukan jalur cepat tersebut memang ada. Usia sekolah saya juga pernah terlena dan ikut menyontek, namun setelah universitas terus terang saya berpikir bahwa tiada guna juga ketika saya menjadi mahasiswa alias lebih tinggi daripada seorang siswa yang mana rasionalitas saya diuji dalam menyikapi sesuatu. 

Saya merasa bilamana saya ikut dalam 'fast track' apa bedanya dengan saya sebagai siswa dahulu yang pastinya tak kunjung berkembang dan untuk apa juga saya kuliah tinggi-tinggi kalau saya hanya berpaku pada sesuatu yang instan dan abstrak saja. 

Berbicara soal ilmu memang rumit, tidak selesai pada suatu segi kehidupan saja, ilmu itu melekat dalam perjalanan saya hingga kedepan lantas untuk apa berusaha untuk jalur cepat tapi proses itu tak dinikmati. Setelah saya kuliah dan sempat mendapat nilai jelek. 

Saya teringat dengan kata dosen saya, nilai jelek dan sebuah kesalahan ialah biasa. Jatuh bukan sesuatu hal yang tabu, setiap orang punya peluang dan kesempatan yang sama baik untuk 'meroket' atau 'terjungkal' bahkan 'bangkit' lagi. 

Semua sudah ada garis dan jalannya, kegagalan memang pahit dan sakit, itu manusiawi. Tapi menjadi tak wajar bilamana disesali dan justru berusaha untuk mencari jalur yang bahkan tidak dikehendaki olehNya yang mana sebenarnya apa bedanya kita dengan yang lain. Refleksi yang ingin dicapai adalah Profesional-lah

Jujur saja, saya membaca dalam suatu artikel ketika marak sekali kasus korupsi dan penyelewengan bahkan di ranah akademis sekalipun. Kemudian mengkaitkan dengan kasus perjokian ilmiah yang merambah dunia akademis apalagi yang sudah menjadi petinggi dan dicap sebagai intelektualitas. Intelektualitas seseorang terkesan bisa 'dibeli' namun mengaburkan fakta bahwa dia tidak berusaha. 

Mereka berani membayar mahal supaya mereka bisa mendapatkan apa yang dikatakan sebagai prestise atau status yang memadai. Menjadi dosen adalah biasa, menjadi seorang profesor bahkan rektor adalah luar biasa bahkan cara selicik apapun dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Dosen adalah guru, digugu dan ditiru. Bagaimana mereka bisa menjadi contoh dan teladan kalau mereka berbuat curang pula. 

Makanya wajar saja jika banyak yang berkata integritas adalah langka. Integritas kalah hanya karena realitas bahwa semua berlomba-lomba demi 'hasrat' bukan demi manfaat. Jujur saya juga sempat terbersit manusiawi untuk berbuat seperti itu tapi kalau soal realitas jujur tak punya cukup modal. Sayang sekali, punya ruang untuk mengembangkan daya pikir kenapa malah jatuh kepada sesuatu yang justru merusak jalan pikir menjadi lebih profesional. 

Makanya jujur saja, sekalipun saya punya uang lebih, lebih baik investasikan tersebut kepada hal yang pasti daripada cuma untuk bayar joki. Mending hal yang berguna, jika ingin mengembangkan ilmu ya untuk melanjutkan studi lagi dan nikmati saja prosesnya. Memang rumit, memang sulit dan memang membosankan.

Saya juga berpikir demikian dikala saya sempat buntu dalam perkuliahan saya, dalam tugas akhir saya. Tapi saya yakini saja, kalau memang niat untuk bisa hadapi itu ada. Ada saja jalannya. Ya intinya berusaha profesional saja. Sewajarnya dan tetap kedepankan integritas. Integritas memang rumit dan langka. Percuma punya kemampuan tapi dengan hasil yang tak berkah, dengan penuh ketamakan yaitu menghalalkan segala cara. Lebih baik nikmati saja alurnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun