Mohon tunggu...
Felin Thian
Felin Thian Mohon Tunggu... -

I am Man

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Perbandingan Cerita Ulang: Asal-usul Pulau Kapal & Asal-usul Gunung Pinang

27 November 2014   12:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:43 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir cerita

muncul pulau kapal

adanya gunung pinang


  • Perbedaaan


Perbedaan dari kedua cerita di atas hanya terletak pada settingnya saja yang dapat anda lihat pada tabel di atas. Secara garis besar, kedua cerita di atas sangatlah mirip dari segi alur maupun isi serta pesan moral yang terkandung di dalamnya.


  • Pesan Moral

Di dalam sebuah cerita, baik itu cerita novel, cerpen, legenda atau pun dongeng, pasti memilik pesan moral sendiri. Di dalam dongeng Asal-usul Pulau Kapal terdapat pesan moral yang sangat jelas yakni jangan karena mengejar harta, kita melupakan orang tua yang telah membesarkan kita. Pesan moral untuk dongeng Asal-usul Gunung Pinang juga tidak jauh berbeda. Mau menjadi kaya hendaknya harus mempunyai niat yang kuat untuk kerja keras dan berani mengambil resiko untuk merantau.

Ada sebuah ungkapan yang berbunyi “anak  panah tidak akan mencapai sasaran apabila belum lepas dari busurnya”. Ungkapan ini memiliki makna, seorang anak harus berani lepas dari orang tuanya untuk mengejar target hidupnya. Namun, setelah benar-benar tercapai, jangan sampai melupakan orang yang telah membesarkan dan merawat kita. Seperti dikisahkan di dongeng Asal-usul Gunung Pinang


  • Kesimpulan

Dongeng Asal-usul Pulau Kapal dari Sumatra Selatan dan Asal-usul Gunung Pinang dari Banten merupakan karya warisan bangsa yang sangat bernilai. Dikatakan bernilai karena di dalamnya mengandung pesan moral yang dapat dijadikan pelajaran bagi kehidupan masyrakat sekarang.

Kajian yang melingkupi dua dongeng dari dua daerah yang berbeda ini pada dasarnya tidak memilik perbedaan yang mencolok. Keduanya mewakili daerahnya masing-masing yang sama-sama memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat memperluas wawasan bagi si pembaca.

Sebuah karya merupakan makna kehidupan manusia  dan satu masyarakat. Nilai-nilai, pikiran-pikiran, dan falsafah yang terkandung di dalamnya dengan tidak terasa berbicara, membentuk nilai dan sikap, dan dengan demikian turut berperan dalam suatu perubahan masyarakat.


  • Pendapat penulis:


Saya berpendapat bahwa kedua cerita di atas memiliki banyak kesamaan. Kesamaan-kesamaan tersebut mungkin dilandasi oleh kebiasaan masyarakat sekitar atau kebudayaanya yang saling bertukar dan bercampur. Hal tersebut mungkin juga disebabkan oleh kemungkinan dimana masyarakat sekitar yang mengikuti hal-hal yang menjadi topik perbincangan yang populer pada zaman tersebut. Mungkin pada saat zaman tersebut sedang terjadi banyak kasus anak-anak yang durhaka kepada orang tuanya dan melupakan orang tuanya ketika si anak telah sukses merantau jauh. Dari hal demikian dibuatlah cerita rakyat yang mengaitkan dengan keadaan alam sekitar seperti gunung, pulau, bukit yang menyerupai bentuk benda-benda nyata seperti kapal atau raksasa yang bertujuan untuk memberikan kesan moral positif kepada anak-anak agar tidak menjadi durhaka kepada orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun