Akhir cerita
muncul pulau kapal
adanya gunung pinang
- Perbedaaan
Perbedaan dari kedua cerita di atas hanya terletak pada settingnya saja yang dapat anda lihat pada tabel di atas. Secara garis besar, kedua cerita di atas sangatlah mirip dari segi alur maupun isi serta pesan moral yang terkandung di dalamnya.
- Pesan Moral
Di dalam sebuah cerita, baik itu cerita novel, cerpen, legenda atau pun dongeng, pasti memilik pesan moral sendiri. Di dalam dongeng Asal-usul Pulau Kapal terdapat pesan moral yang sangat jelas yakni jangan karena mengejar harta, kita melupakan orang tua yang telah membesarkan kita. Pesan moral untuk dongeng Asal-usul Gunung Pinang juga tidak jauh berbeda. Mau menjadi kaya hendaknya harus mempunyai niat yang kuat untuk kerja keras dan berani mengambil resiko untuk merantau.
Ada sebuah ungkapan yang berbunyi “anak panah tidak akan mencapai sasaran apabila belum lepas dari busurnya”. Ungkapan ini memiliki makna, seorang anak harus berani lepas dari orang tuanya untuk mengejar target hidupnya. Namun, setelah benar-benar tercapai, jangan sampai melupakan orang yang telah membesarkan dan merawat kita. Seperti dikisahkan di dongeng Asal-usul Gunung Pinang
- Kesimpulan
Dongeng Asal-usul Pulau Kapal dari Sumatra Selatan dan Asal-usul Gunung Pinang dari Banten merupakan karya warisan bangsa yang sangat bernilai. Dikatakan bernilai karena di dalamnya mengandung pesan moral yang dapat dijadikan pelajaran bagi kehidupan masyrakat sekarang.
Kajian yang melingkupi dua dongeng dari dua daerah yang berbeda ini pada dasarnya tidak memilik perbedaan yang mencolok. Keduanya mewakili daerahnya masing-masing yang sama-sama memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat memperluas wawasan bagi si pembaca.
Sebuah karya merupakan makna kehidupan manusia dan satu masyarakat. Nilai-nilai, pikiran-pikiran, dan falsafah yang terkandung di dalamnya dengan tidak terasa berbicara, membentuk nilai dan sikap, dan dengan demikian turut berperan dalam suatu perubahan masyarakat.
- Pendapat penulis:
Saya berpendapat bahwa kedua cerita di atas memiliki banyak kesamaan. Kesamaan-kesamaan tersebut mungkin dilandasi oleh kebiasaan masyarakat sekitar atau kebudayaanya yang saling bertukar dan bercampur. Hal tersebut mungkin juga disebabkan oleh kemungkinan dimana masyarakat sekitar yang mengikuti hal-hal yang menjadi topik perbincangan yang populer pada zaman tersebut. Mungkin pada saat zaman tersebut sedang terjadi banyak kasus anak-anak yang durhaka kepada orang tuanya dan melupakan orang tuanya ketika si anak telah sukses merantau jauh. Dari hal demikian dibuatlah cerita rakyat yang mengaitkan dengan keadaan alam sekitar seperti gunung, pulau, bukit yang menyerupai bentuk benda-benda nyata seperti kapal atau raksasa yang bertujuan untuk memberikan kesan moral positif kepada anak-anak agar tidak menjadi durhaka kepada orang tuanya.