Berseliweran, murah, ramai, dan tak beraturan
Itulah potretmu pasar
Mendatangimu setiap hari menjadi bagian rutinitas yang selalu dirindukan sepanjang waktu
Wajahmu semakin kusam seiring perubahan zaman yang menjauhimu
Dunia seolah ingin menghapusmu, ditengah keegoisan yang tak berdasar
Posisimu semakin terjepit, terancam, teraniaya
Bersama jayanya gedung mencakar langit, e-commerce, mall para kapitalis
Lubuk hati menjerit, engkau diperlukan namun tak berdaya melawan arus zaman
Tapi, tetaplah kokoh dengan percaya diri sampai dunia tak lagi ada
Tetaplah bertahan sampai bumi tak lagi bertuan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!