2. Stimulus fiskal dan belanja pemerintah padat karya
Selama ini, stimulus fiskal adalah “jalan pintas” jangka pendek untuk mendorong permintaan agregat. Jika pemerintah melakukan percepatan belanja (infrastruktur kecil menengah, padat karya, subsidi konsumsi, insentif UMKM dan sektor padat tenaga kerja), ini bisa menyuntik permintaan pasar secara langsung.
Menkeu perlu mempercepat proses pengadaan barang/jasa, memperpendek rantai birokrasi, dan memastikan dana belanja bisa turun ke daerah dan proyek kecil dalam waktu cepat.
3. Insentif bagi sektor swasta & investasi
Agar swasta mau ikut “ngebut,” diperlukan stimulus seperti:
- Kemudahan perizinan
- Insentif pajak (tax holiday, tax allowance)
- Restrukturisasi utang / pembiayaan murah
- Dukungan kredit modal kerja
Purbaya harus menyeimbangkan antara dorongan bagi sektor swasta dan menjaga kredibilitas fiskal agar pasar tetap percaya bahwa pemerintah tidak akan kekurangan dana.
4. Kebijakan nilai tukar & moneter
Walau BI independen, koordinasi kebijakan antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia penting agar perubahan likuiditas tidak memicu inflasi atau depresiasi rupiah yang tak terkendali.
Jika rupiah melemah terlalu cepat, tekanan inflasi meningkat, dan daya beli konsumen melemah. Ini bisa memukul balik upaya pertumbuhan tinggi.
5. Penggerak sektor ekspor dan komoditas
Memanfaatkan potensi ekspor: Purbaya bisa memperkuat diplomasi perdagangan, mempermudah ekspor barang bernilai tambah, mengurangi hambatan tarif & non-tarif, serta mempercepat ekspor komoditas unggulan ketika harga internasional menguntungkan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!