Mohon tunggu...
Feddy Wanditya Setiawan
Feddy Wanditya Setiawan Mohon Tunggu... Lecturer

Science advances not by blind obedience to old answers, but by the courage to question

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diet Sampah di Bulan Ramadan: Solusi Islami untuk Hidup Lebih Berkah dan Berkelanjutan

14 Maret 2025   20:49 Diperbarui: 27 Mei 2025   00:05 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diet sampah, penerapan daur ulang [i. prompt kuratorial AI by Feddy WS, 2025]

Ramadan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga momentum untuk introspeksi dan perbaikan diri, termasuk dalam cara kita mengelola lingkungan. Islam mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-A'raf [7:31]:

> "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap [memasuki] masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan."

Ayat ini mengajarkan moderasi dan pengendalian diri, yang sejalan dengan konsep diet sampah, prinsip hidup yang menekankan pengurangan limbah melalui konsumsi bijak dan keberlanjutan.

Dalam konteks Ramadan, pola konsumsi masyarakat sering kali berubah menjadi lebih boros. Konsumsi berlebihan, terutama makanan dan kemasan plastik sekali pakai, berkontribusi pada meningkatnya jumlah sampah. Oleh karena itu, diet sampah yang berbasis ajaran Islam bisa menjadi solusi untuk menjalani Ramadan yang lebih bermakna dan ramah lingkungan.

Diet Sampah dan Prinsip Islam: Landasan Al-Qur'an dan Hadits

1. Keseimbangan dalam Konsumsi dan Larangan Pemborosan

Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu harus digunakan dengan bijak. Allah berfirman dalam QS. Al-Isra' [17:26-27]:

> "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan [hartamu] secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."

Pemborosan, termasuk dalam makanan dan penggunaan barang sekali pakai, berakibat buruk bagi lingkungan dan bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam Ramadan, pemborosan ini sering terjadi dalam bentuk makanan yang terbuang setelah berbuka dan sahur karena memasak atau membeli terlalu banyak, serta penggunaan plastik dan styrofoam sekali pakai dalam penyajian makanan berbuka di masjid atau acara sosial.

Solusinya adalah dengan menerapkan diet sampah sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

2. Kewajiban Manusia sebagai Khalifah di Bumi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun