Â
Sebagian kita yang lahir dan besar di pedesaan bisa jadi berpengalaman dalam beternak ayam kampung. Ayam kampung dipelihara secara bebas di pekarangan rumah dan makanannya adalah sisa-sisa nasi dari dapur.Â
Anak ayam yang baru menetas kemudian dipelihara sekitar 5-6 bulan untuk kemudian dipotong. Tapi tahukah kalau sekarang Indonesia sudah memiliki ayam kampung unggul yang bisa mencapai bobot badan 1 kg hanya dalam waktu 70 hari. Ayam ini disebut ayam KUB (Kampung Unggul Balitnak).
Ayam KUB merupakan ayam kampung hasil seleksi genetik selama enam generasi. Tike Sartika adalah nama peneliti ayam KUB. Beliau salah satu peneliti senior di Balai Penetilan Ternak (Badan Litbang Pertanian), Kementerian Pertanian.Â
Asal usul ayam KUB dimulai dari program Balitnak pada tahun 1997 dengan mendatangkan indukan ayam kampung dari beberapa daerah di Jawa Barat seperti Cipanas, Cianjur, Jatiwangi, Pondok Rangon, Depok, Ciawi, dan Jasinga. Kemudian pada tahun 2010-2014 ayam KUB disosialisasikan melalui forum ilmiah.
Ayam KUB memiliki karakteristik dan keunggulan yaitu: warna bulu yang beragam seperti ayam kampung pada umumnya; umur 70 hari beratnya mencapai 1 kg; umur pertama bertelur 20-22 minggu dengan bobot badan antara 1,2-1,6 kg; produksi telur 16-180 butir/ekor/tahun; produksi telur 50 persen; puncak produksi telur mencapai 65-70 persen; dan lebih tahan terhadap penyakit. Keunggulan lainnya adalah sifat mengeram berkurang daripada ayam kampung pada umumnya.
Ayam KUB telah diakui sebagai galur baru melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 274/Kpts/SR.120/2/2014. Berkat "penemuan" itu, pada tahun 2017 Tike Sartika meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara sebagai peneliti yang menghasilkan inovasi baru untuk keamanan makanan dari Presiden Joko Widodo.Â
Meskipun penghargaan tersebut untuk keamanan makanan tapi satu hal yang pasti adalah bahwa kehadiran ayam KUB juga dalam rangka menyelamatkan plasma nutfah asli Indonesia dari kepunahan. Bangsa Indonesia membutuhkan peneliti-peneliti seperti Tika yang jasanya bermanfaat bagi bangsa.
Ada banyak jenis ayam asli Indonesia lainnya yang hampir punah bahkan sudah punah seperti ayam Sumatra, ayam Ciparage dari Karawang, ayam Olagan dari Bali, dll.Â
Semoga ayam asli Indonesia lainnya bisa diselamatkan dan dikembangkan oleh peneliti ataupun orang-orang yang tertarik dengan bidang konservasi.
Ayam KUB kini telah diproduksi secara masal baik melalui pemerintah maupun swasta. Pengembangan ayam KUB yang dikella oleh pemerintah diantaranya ayam KUB Balitnak, Badan Penerapan Teknologi Pertanian (Sumatera Utara, Lampung, Yogyakarta, NTB), dan Dinas Peternakan & Pertanian (Sumatera Barat, Jawa Tengah).Â
Sedangkan di tangan swasta yang resmi memperoleh lisensi dari Balitnak adalah PT Ayam Kampung Indonesia dan PT Sumber Unggas Indonesia.Â
Sayangnya, PT Ayam Kampung Indonesia sudah tidak beroperasional. PT Sumber Unggas Indonesia saat ini memproduksi ayam KUB dan turunanya sebanyak 600 ribu ekor per bulan atau 7,2 juta per tahun.
Ayam KUB telah menyebar hampir ke seluruh pelosok Tanah Air mulai dari Banda Aceh hinga ke Manokwari. Ini menunjukkan bahwa ayam KUB benar-bener telah teruji keunggulannya.Â
Kian hari peternak-peternak baru bermunculan untuk memulai usahanya budidaya ayam KUB. Kalau di wilayah Bogoro (Jawa Barat) untuk membesarkan seekor ayam KUB dengan menghasilkan bobot 1 kg membutuhkan biaya Rp 29 ribu -- Rp 30 ribu.Â
Ini di luar biaya kandang dan peralatan. Harga jual ayam hidup ayam KUB berkisar antara Rp 36 ribu -- Rp 38 ribu per ekor per kg. Ada margin sekitar Rp 6 -- Rp 8 ribu per ekor. Jika memiliki 1000 ekor, maka pendapatan bisa mencapai Rp 8 juta.