Mohon tunggu...
Febrina HermaliaPutri
Febrina HermaliaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantangan Sekolah di Era New Normal: Memaksimalkan Protokol Kesehatan dan Menurunnya Nilai Kesopanan pada Peserta Didik

1 November 2022   17:02 Diperbarui: 1 November 2022   17:05 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Tantangan Sekolah di Era New Normal : Memaksimalkan Protokol Kesehatan dan Menurunya Nilai Kesopanan pada Peserta Didik"

Febrina Hermalia Putri

PENDAHULUAN 

Negara Indonesia telah mengalami pandemi Covid-19 yang diawali pada bulan Maret 2020. Berdasarkan data yang diperoleh oleh WHO bahwa Covid-19 telah menjadi pandemi global dimana 83.910.386 terkonfirmasi positif dan 1.839. 660 telah meninggal yang tersebar di 222 negara (udate 4 Januari 2021).

Sedangkan di Indonesia sendiri telah tercatat 772.103 terkonfirmasi positif dan 22.911 telah meninggal akibat terinfeksi Covid-19 (update 4 Januari 2021).Berbagai kebijakan ditetapkan sebagai respon pemerintah terhadap Covid-19 seperti social distancing, physical distancing, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan berbagai kebijakaan lainnya guna mencegah penyebaran virus tersebut.

Berbagai kebijakan tersebut tentunya mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat khususnya pada dunia pendidikan. 

Menurut Hernawati (2015:216) Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dan kreatif dapat mengembangkan potensi dirinya diantaranya: spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya. 

Kemudian pada Januari 2022, Sekolah Tatap Muka mulai berlaku. Hal ini didasarkan pada penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terbaru tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Pemberlakuan sekolah tatap muka merupakan alternatif dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik selama melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang menurun selama PJJ.

Selain menurunnya kualitas pendidikan akibat PJJ, rendahnya tata krama para peserta didik terhadap guru dan staf di sekolah juga menjadi faktor yang harus dibenahi dikarenakan terbiasanya peserta didik belajar dirumah melalui gadget tanpa bertemu guru dan staf sekolah lainnya Kemudian, dalam menerapkan pembelajaran tatap muka tentunya membuat kita harus meningkatkan kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan karena nantinya kita akan bertemu dengan banyak orang dan dapat membuat kita memiliki kemungkinan tertular Covid-19.

TEMUAN

Proses pembelajaran di sekolah pada era new normal tentunya harus tetap menaati protokol kesehatan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran No.15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, berikut ringkasan terkait protokol dan prosedur keamanan saat sekolah kembali buka :

Pengaturan mekanisme antar jemput siswa oleh satuan pendidikan.

Kebersihan dan strerilisasasi sarana-prasarana sekolah secara rutin minimal dua kali.

Pemantauan secara rutin kondisi kesehatan warga sekolah oleh pihak sekolah kaitang dengan gejala corona.

Penyediaan fasilititas pencucui tangan menggunakan sabun oleh pihak sekolah wajib diberikan

Menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti menjaga jarak dan etika batuk dan bersin yang benar.

Pembuatan narahubung oleh sekolah berkaitan dengan keamanan dan keselamatan di lingungan sekolah.

Untuk memaksimalkan penerapan protokol kesehatan bagi para peserta didik dan juga guru pada era new normal diperlukan kerja sama dari berbagai institusi untuk mencapai tujuan bersama. 

Keluarga berperan untuk selalu mengingatkan akan pentingnya penggunaan masker, jaga jarak, mencuci tangan dan juga senantiasa memberikan makanan yang bergizi serta membiasakan anak mengonsumsi vitamin C untuk membentuk daya tahan tubuh yang kebal akan Covid-19.

Pemerintah juga diharapkan memperketat aturan protokol kesehatan dengan membentuk peraturan-peraturan di berbagai sekolah mengenai penerapan protokol kesehatan dan juga menyediakan berbagai fasilitas seperti disinfektan, hand sanitizer, masker dsb di setiap sekolah yang sudah beroperasi memulai pembelajaran tatap muka. 

Para guru dihimbaukan untuk selalu mengingatan mengenai pentingnya prokotol kesehatan dan memberi penjelasan dampak atau resiko yang akan dihadapi apabila peserta didik menyepelekan protokol kesehatan. Berbagai institusi harus berkolaborasi untuk menghadapi pembelajaran tatap muka pada era new normal untuk mencegah penularan covid-19 yang makin menyebar.

Kemudian peraturan yang akan diterapkan :

Sebelum Pembelajaran

Sesudah Pembelajaran

Melakukan disinfeksi sarana dan prasarana dan lingkungan satuan pendidikan

Memastikan kecukupan cairan disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih di setiap fasilitas CTPS, dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer)

Memastikan ketersediaan masker, dan/atau masker tembus pandang cadangan

Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik, dan

Melakukan pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan suhu tubuh dan menanyakan adanya gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas

Melakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan pendidikan

Memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan, sabun cuci tangan, dan cairan pembersih dengan (hand sanitizer)

Memeriksa ketersediaan sisa masker dan/atau masker tembus pandang cadangan

Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik, dan

Melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan harian kepada dinas pendidikan, kantor wilayah Kementrian Agama provinsi, dan kantor Kementrian Agama Kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Akhir pandemi Covid-19 yang tidak menentu membuat pemerintah menerapkan kebijakan New Normal dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas di luar rumah dengan syarat menerapkan protokol kesehatan. Kebijakan new normal ini tentunya akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan karena akan timbulnya berbagai perubahan terutama sangat berdampak pada dunia pendidikan. 

Kegiatan pembelajaran tatap muka yang nantinya dilaksanakan pada era new normal tentunya berbeda dengan pembelajaran tatap muka sebelumnya, kegiatan belajar juga tentunya dibantu oleh beberapa aplikasi untuk menunjang proses belajar seperti whatsapp, google classroom dan juga zoom.

Kemudian, pandemi Covid-19 yang membuat peserta didik diharusnya melakukan pembelajaran jarak jauh berdampak pada lost learning dan juga menurunnya moral para peserta didik. Penyimpangan moral yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor seperti pergaulang teman sebaya dan lingkungan yang tidak sesuai dengan norma, kurangnya perhatian orang tua.

Pembelajaran secara tatap muka dinilai lebih baik karena peserta didik mengalami kemajuan dan keaktifan siswa yang lebih baik daripada pelaksanaan PJJ dimana peserta didik kurang aktif dan kreatif selama proses pembelajaran dikarenakan berbagai kendala yang ada.

Tetapi, pembelajaran tatap muka sebelum pandemi jauh lebih baik daripada pembelajaran tatap muka pada saat ini. Hal tersebut dikarenakan terdapat nilai-nilai karakter yang menurun dratis yang disebabkan oleh minimnya interaksi antar siswa dan guru pada saat PJJ sehingga terjadinya demoralisasi dari sikap, perilaku serta tata krama siswa kepada guru.

Beberapa peserta didik di sekolah yang baru memulai pembelajaran tatap muka banyak ditemukan peserta didik yang tidak menerapkan senyum salam sapa, berpakaian tidak rapi, rambut yang kurang rapi dan ada pula yang menggunakan make up ketika kesekolah serta kurangnya interaksi antar peserta didik dan guru ketika di luar kelas bahkan banyak peserta didik yang tidak mengetahui guru yang ada disekolah dengan alasan tidak diajarkan oleh guru tersebut. 

Bahkan banyak peserta didik yang bersikap acuh tak acuh terhadap teman dan warga sekolah lainnya seperti kepada satpam, petugas kebersihan dan petugas tata usaha.

Selain itu, peserta didik cenderung menggunakan smartphone secara berlebihan yang dapat dilihat dari sibuk bermain smartphone disaat jam pelajaran. Kemudian terdapat peserta didik yang mengalami kemerahan pada matanya atau fisiknya kelelahan sehingga terlihat tidur disaat jam pelajaran dikarenakan seringnya bermain game online dan pola tidur yang kurang teratur. 

Hal-hal tersebut dampak dari PJJ yang membiasakan peserta didik menggunakan smartphone dimana saja dan kapan saja sehingga menyebabkan kurangnya disiplin waktu dalam menggunakan smartphone.

Untuk peserta didik kelas X yang beralih dari tingkat SMP dimana pada saat SMP mereka melakukan PJJ masih membawa budaya SMP dan membawa sifat-sifat disaat mereka SMP dikarenakan mereka belum puas mengalami masa-masa SMP sehingga jiwa mereka masih SMP sedangkan fisiknya sudah SMA. Banyak peserta didik kelas X yang kurang tatap krama, bersikap individualis, terlambat dalam mengerjakan tugas, kurang berliterasi dan masih sangat membutuhkan waktu untuk beradaptasi

KESIMPULAN 

Indonesia telah mengalami pandemi Covid-19 selama 10 bulan, diawali pada bulan Maret 2020. Adanya pandemi membuat diberlakukannya kebijakan seperti social distancing, physical distancing, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan berbagai kebijakaan lainnya guna mencegah penyebaran virus tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut menimbulkan perubahan yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan khususnya pada dunia pendidikan.

Untuk memaksimalkan protokol kesehatan diperlukan kerjasama tiap institusi baik itu keluarga, guru dan juga pemerintah. Segala upaya dilakukan untuk menghindari penularan covid-19 ketika sekolah tatap muka. Kemudian peserta didik tentunya harus meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya prokol kesehatan saat era new normal.

Sekolah tatap muka yang diberlakukan kembali juga berdampak pada menurunnya moral para peserta didik akibat terlalu lama dirumah dengan menggunakan gadget terlalu sering. Hal ini membuat nilai-nilai karakter yang menurun dratis yang disebabkan oleh minimnya interaksi antar siswa dan guru pada saat PJJ sehingga terjadinya demoralisasi dari sikap, perilaku serta tata krama siswa kepada guru.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Saku Panduan Penyesuaian Penyelenggaraan Pembelajaran. Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021. Keputusan Bersama 4 Menteri: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri

Sudarsana Ketut, Ayu Gusti Ni, WIsnu Komang I. 2020. Covid-19 Perspektif Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.

Ritzer George dan Goodman J Dauglas.. (2014). "Teori Sosiologi". Bantul. Kreasi Wacana

Herliandry Devi Luh , Nurhasanah , Suban Enjelina Maria dkk. (2020). Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol.22, No. 1, April 2020

Firmansyah Yudi, Kardina Fani. (2020). Pengaruh New Normal Ditengah Pandemi Covid-19 Terhadap Pengelolahan Sekolah dan Peserta Didik. Vol 4 No 2 ISSN : 2541-6995 E  ISSN : 2580-5517

Hadion, Indrawan Irjus. (2020). Model Pembelajaran Menyongsong Era New Normal Pada Lembaga Paud di Riau. Vol. 4 (3) Juni 2020, hlm. 205-212 p-ISSN: 2548 -- 8856 | e  ISSN: 2549 - 127X

Fatiha Nurul  dan Nuwa Gisela (2020). Kemerosotan Moral Siswa Pada Masa Pandemic Covid    19: Meneropong Eksistensi Guru Pendidikan Agama Islam. Atta'dib Jurnal Pendidikan Agama Islam. p-ISSN: 2745-665X, e-ISSN: 2746-1572

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun