Mohon tunggu...
Febrina HermaliaPutri
Febrina HermaliaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantangan Sekolah di Era New Normal: Memaksimalkan Protokol Kesehatan dan Menurunnya Nilai Kesopanan pada Peserta Didik

1 November 2022   17:02 Diperbarui: 1 November 2022   17:05 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak) berfungsi dengan baik, dan

Melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan harian kepada dinas pendidikan, kantor wilayah Kementrian Agama provinsi, dan kantor Kementrian Agama Kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Akhir pandemi Covid-19 yang tidak menentu membuat pemerintah menerapkan kebijakan New Normal dimana masyarakat dapat melakukan aktivitas di luar rumah dengan syarat menerapkan protokol kesehatan. Kebijakan new normal ini tentunya akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan karena akan timbulnya berbagai perubahan terutama sangat berdampak pada dunia pendidikan. 

Kegiatan pembelajaran tatap muka yang nantinya dilaksanakan pada era new normal tentunya berbeda dengan pembelajaran tatap muka sebelumnya, kegiatan belajar juga tentunya dibantu oleh beberapa aplikasi untuk menunjang proses belajar seperti whatsapp, google classroom dan juga zoom.

Kemudian, pandemi Covid-19 yang membuat peserta didik diharusnya melakukan pembelajaran jarak jauh berdampak pada lost learning dan juga menurunnya moral para peserta didik. Penyimpangan moral yang terjadi disebabkan oleh berbagai faktor seperti pergaulang teman sebaya dan lingkungan yang tidak sesuai dengan norma, kurangnya perhatian orang tua.

Pembelajaran secara tatap muka dinilai lebih baik karena peserta didik mengalami kemajuan dan keaktifan siswa yang lebih baik daripada pelaksanaan PJJ dimana peserta didik kurang aktif dan kreatif selama proses pembelajaran dikarenakan berbagai kendala yang ada.

Tetapi, pembelajaran tatap muka sebelum pandemi jauh lebih baik daripada pembelajaran tatap muka pada saat ini. Hal tersebut dikarenakan terdapat nilai-nilai karakter yang menurun dratis yang disebabkan oleh minimnya interaksi antar siswa dan guru pada saat PJJ sehingga terjadinya demoralisasi dari sikap, perilaku serta tata krama siswa kepada guru.

Beberapa peserta didik di sekolah yang baru memulai pembelajaran tatap muka banyak ditemukan peserta didik yang tidak menerapkan senyum salam sapa, berpakaian tidak rapi, rambut yang kurang rapi dan ada pula yang menggunakan make up ketika kesekolah serta kurangnya interaksi antar peserta didik dan guru ketika di luar kelas bahkan banyak peserta didik yang tidak mengetahui guru yang ada disekolah dengan alasan tidak diajarkan oleh guru tersebut. 

Bahkan banyak peserta didik yang bersikap acuh tak acuh terhadap teman dan warga sekolah lainnya seperti kepada satpam, petugas kebersihan dan petugas tata usaha.

Selain itu, peserta didik cenderung menggunakan smartphone secara berlebihan yang dapat dilihat dari sibuk bermain smartphone disaat jam pelajaran. Kemudian terdapat peserta didik yang mengalami kemerahan pada matanya atau fisiknya kelelahan sehingga terlihat tidur disaat jam pelajaran dikarenakan seringnya bermain game online dan pola tidur yang kurang teratur. 

Hal-hal tersebut dampak dari PJJ yang membiasakan peserta didik menggunakan smartphone dimana saja dan kapan saja sehingga menyebabkan kurangnya disiplin waktu dalam menggunakan smartphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun