Mohon tunggu...
Febi Ayu Rukmana
Febi Ayu Rukmana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya merupakan Mahasiswi S1 Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pencegahan Hoaks dengan Literasi Digital

9 Juni 2022   00:36 Diperbarui: 9 Juni 2022   01:52 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Ilustrasi hoaks. (via: istimewa)

Media sosial merupakan platform digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau  membagikan konten berupa tulisan, foto, dan video dengan cara daring (online).

Media online yang sering digunakan yaitu instagram, tiktok, youtube, twitter, dan lain sebagainya. Di Era 4.0 seperti sekarang ini, masyarakat khususnya mahasiswa bebas menyampaikan pendapat atau opininya melalui media online maupun media cetak. Maraknya kebebasan penggunaan dalam bermedia sosial dapat menyebabkan terjadinya penyebaran hoax atau berita palsu.

Hoax atau berita palsu merupakan usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai suatu hal yang dilakukan secara sengaja oleh pembuat berita palsu, meskipun ia tahu bahwa berita yang dia buat tidaklah berdasarkan fakta yang ada.

Banyak diantara masyarakat saat ini untuk mengenali informasi hoax yang beredar di media sosial dan keterbatasan informasi dalam menanggulangi dampak negatif tersebut. Hal ini disebabkan karena rendahnya minat baca dan tidak memverifikasi informasi tersebut.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia saat ini menempati peringkat ke 62 dari 70 negara atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Kenapa sih ada orang yang menyebarkan atau membuat berita hoax?
Ada beberapa alasan seseorang menyebar hoax yaitu hanya untuk bersenang-senang dengan dalih untuk menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna media sosial. Selain itu juga membuat opini public dan menggiring opini public agar masyarakat luas mudah terkecoh.
Berdasarkan penelitian, hoax biasanya disebarkan sebagai lelucon dari keisengan seseorang, sarana menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan menipu, atau ajakan untuk berbuat kebaikan yang sebenarnya tidak berdasarkan sumber yang jelas dan valid.

Hidup di era paska kebenaran menjadi suatu realitas yang sulit dihindarkan. Hoax dengan dampak yang ditimbulkannya menjadikan suatu hal untuk memunculkan konflik kepentingan secara sosial, politik, agama, dan lain sebaginya.

Oleh sebab itu, hal yang perlu diingat bahwa kebebasan informasi adalah dengan berbudaya dan beretika yang baik. Dalam menggunakan media sosial juga harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menangkap informasi berita maupun sumber berita tersebut.

Pentingnya harus memiliki keterampilan dalam literasi digital.
Tahu  nggak sih apa literasi digital itu? Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas dan dapat diakses melalui piranti komputer, Hp, Laptop, dll. Literasi digital merupakan kecakapan (Life Skills), tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif serta inspiratif sebagai kompetensi digital.

Jenis-jenis literasi yaitu :
1. Literasi media, merupakan kemampuan seseorang dalam memahami berbagai bentuk media, mampu menyerap informasi yang disampaikan media secara baik dan bisa memilah mana yang baik mana yang buruk.
2. Literasi dasar, merupakan kemampuan dasar dalam membaca, mendengarkan, dan juga berhitung. Tujuannya untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi dengan sesama.
3. Literasi teknologi, merupakan kemampuan mengetahui sekaligus memahami hal-hal yang berhubungan dengan teknologi, seperti software dan hardware. Selain itu juga paham akan penggunaan internet.
4. Literasi perpustakaan, merupakan kemampuan memahami dan membedakan karya tulis fiksi maupun nonfiksi.  
5. Literasi visual, merupakan Pemahaman yang lebih dalam menginterpretasi dan menangkap makna dari informasi yang berbentuk bisual atau gambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun