Mohon tunggu...
Fazmi Rizki Al Ghifari
Fazmi Rizki Al Ghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa

Halo, perkenalkan saya Fazmi Rizki Al Ghifari. Saat ini saya masih duduk di bangku kelas 12 IPS SMA Negeri 1 Talaga. Menulis itu menjadi sebuah ketertarikan tersendiri bagi saya. Sehingga, saya mencoba untuk ambil peran dalam mengembangkan literasi digital di Indonesia yang saat ini masih tergolong rendah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perubahan Seleksi Masuk PTN Menimbulkan Pro dan Kontra bagi Camaba 2023

10 Februari 2023   02:05 Diperbarui: 10 Februari 2023   02:27 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemendikbudristek Gencar Melakukan Sosialisasi Mekanisme SNPMB 2023 ke Berbagai Daerah /Tangkap layar Kemdikbud.go.id/

Seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi hal yang paling dinanti bagi calon mahasiswa baru di setiap tahun. Namun, apakah kalian tahu bahwa sistem jalur masuk PTN tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya? Kebijakan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB)  yang dimulai pada tahun 2023 telah disampaikan oleh Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB, Mochamad Ashari, secara daring di Jakarta, Kamis (2/12/2022). Hal ini menjadi topik yang kerap diperbincangkan bagi Camaba tahun 2023 bahkan menimbulkan pro dan kontra. 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan berbagai transformasi Merdeka Belajar di semua jenjang, baik pendidikan dasar dan menengah hingga pendidikan tinggi guna mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Untuk menyelaraskan capaian perubahan tersebut, Kemendikbudristek telah menyusun arah baru transformasi dalam pendidikan tinggi salah satunya dengan meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh Dua: Transformasi Seleksi Masuk PTN.

“Arah baru transformasi seleksi masuk PTN dilakukan melalui lima prinsip perubahan, yaitu mendorong pembelajaran yang menyeluruh, lebih berfokus pada kemampuan penalaran, lebih inklusif dan lebih mengakomodasi keragaman peserta didik, lebih transparan, serta lebih terintegrasi dengan mencakup bukan hanya program sarjana, tetapi juga diploma tiga dan diploma empat/sarjana terapan,” disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Kedua Puluh Dua secara daring di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Kalian mungkin pernah mendengar istilah Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN), Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN), dan jalur mandiri sebelumnya? Akan tetapi, pada kebijakan baru ini kalian tidak akan mendengar istilah tersebut lagi. 

Kini istilah tersebut berganti nama menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan seleksi jalur mandiri. Tak hanya namanya saja, sistem atau ketentuannya pun berbeda. Hal ini lah yang menimbulkan pro dan kontra bagi calon mahasiswa baru. Banyak di antara mereka yang merasa bahwa kebijakan tersebut seharusnya tidak diterapkan secara langsung melainkan menunggu periode setelahnya. Selain dari persiapan calon mahasiswa baru yang belum maksimal, beberapa di antaranya masih bingung dengan juknis perubahan seleksi masuk PTN ini. 

1. Jalur SNBP Pengganti SNMPTN

SNBP adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan prestasi. Prestasi ini dapat berupa prestasi akademik dan/atau nonakademik. Pada SNMPTN sebelumnya, seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai sesuai rumpun ilmu yang dipelajari di jenjang Sekolah Menengah. Sedangkan, SNBP akan mempertimbangkan prestasi berdasarkan dua komponen penilaian, yaitu, minimal 50% rerata nilai rapor keseluruhan dan maksimal 50% komponen penggali minat dan bakat.

Hal ini menimbulkan kontra pada beberapa siswa-siswi calon mahasiswa baru. Mereka cenderung hanya mempersiapkan nilai-nilai rapor yang akan dipakai dalam SNMPTN. Sehingga, mereka merasa dirugikan jika dalam SNBP ini menggunakan keseluruhan nilai rapor. Terlebih, bobotnya akan semakin besar jika terdapat komponen penggali minat dan bakat, seperti dua mata pelajaran pendukung program studi yang dituju, portofolio, dan/atau prestasi lainnya.

2. Jalur SNBT Pengganti SBMPTN

Perubahan sistem juga terjadi pada jalur SBMPTN atau kini dikenal dengan SNBT. SNBT adalah tes yang dilakukan dengan menggunakan tes terstandar berbasis komputer. Perbedaan terbesar dari SNBT dibandikan dengan SBMPTN adalah tidak adanya tes mata pelajaran atau yang sebelumnya disebut dengan TKA. SNBT akan melaksanakan dua tes saja, yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Literasi yang terdiri dari Kemampuan Penalaran Umum, Kemampuan Kuantitatif, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis, Penalaran Matematika, Literasi dalam Bahasa Indonesia, dan Literasi dalam Bahasa Inggris.

Biasanya calon mahasiswa baru telah mempersiapkan tes ini jauh sebelum pelaksanaannya. Adapun di antaranya yang telah menyusuan strategi dan mempersiapkan segalanya untuk menghadapi SBMPTN. Namun, setelah adanya kebijakan ini mereka harus banting setir belajar dari awal lagi mengenai TPS dan Tes Literasi. Banyak juga yang beranggapkan bahwa TPS dan Tes Literasi ini lebih sulit daripada TKA karena mengutamakan kemampuan penalaran serta pemecahan masalah.

3. Seleksi Jalur Mandiri

Apakah kalian mengira bahwa jalur ini hanya untuk calon mahasiswa dengan latar belakang finansial tinggi? Perombakan seleksi jalur mandiri PTN ini dianggap penting untuk mengubah anggapan publik tersebut. Nadiem mengungkapkan, Kemendikbud Ristek menilai permasalah jalur mandiri karena adanya tingginya keragaman jenis mekanisme dan tatacara seleksi jalur ini sepenuhnya menjadi kewenangan PTN. Sehingga, kini seleksi jalur mandiri memiliki standar transparansi yang sama antar-PTN.

Standar transparansi yang sama antar-PTN dalam jalur mandiri ini tetap menimbulkan kontra. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan nilai SNBT. Calon mahasiswa baru yang kurang mempersiapkan SNBT biasanya akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan pula. Padahal, nilai SNBT tersebut dapat digunakan dalam jalur mandiri. Alhasil, mungkin beberapa di antaranya akan menunggu tahun depan dan mengikuti lagi tahapan SNPMB.

Akan tetapi, tidak sedikit di antara calon mahasiswa baru juga setuju dengan pelaksanaan kebijakan baru ini. Beberapa dampak positif yang akan mereka dapatakan, yaitu:

1. Mendorong pembelajaran secara menyeluruh dan merata tidak hanya difokuskan pada beberapa bidang tertentu saja.

2. Para pelajar di Indonesia diharapkan memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat, dengan syarat diperbolehkan pelajar untuk lintas jurusan bagi soshum ke saintek maupun sebaliknya.

3. Pelajar dikhususkan untuk memiliki kemampuan penalaran yang sistematis dan kognitif.

4. Serta mampu memberikan peluang besar bagi pelajar yang memilki prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.

Nah, seperti yang telah disebutkan tadi bahwa SNPMB tahun 2023 ini menimbulkan pro dan kontra bagi calon mahasiswa baru. Meskipun begitu, hal yang sebaiknya dilakukan adalah menguatkan fisik dan mental dalam menghadapi SNPMB.  Mempersiapkan diri dengan belajar dan berdoa menjadi hal yang lebih baik daripada terus memperdebatkan jalur masuk PTN. Oleh karena itu,  jangan merasa dirimu terbebani oleh ketidaksiapan dalam adanya kebijakan baru ini.  kuncinya hanya satu tetap berusaha, siapkan dirimu untuk memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatmu, serta tetap aktif dalam mengikuti prosedur kebijakan yang akan diterapkan.

Tetap semangat bagi pejuang PTN tahun 2023, yakinkan dirimu pasti bisa mewujudkan apa yang telah dicita-citakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun