Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Melanggar Tradisi Ramadan

30 Mei 2018   20:57 Diperbarui: 30 Mei 2018   20:56 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua bayangan itu tiba-tiba sirna, ketika Jaka sadar bahwa dirinya masih berada di wilayah Jakarta Timur jam 4 lewat sore itu. Untuk sampai ke lokasi terakhir kurang lebih butuh waktu 30 menit, kemudian Jaka butuh waktu kurang lebih 45 menit untuk memeriksa dan membuat laporan akhir hari ini.

Di atas kertas, Jaka baru bisa menyelesaikan semua tugas hari ini lewat dari pukul 17.00. Semakin kecil kemungkinan Jaka bisa berbuka bersama keluarga di hari pertama Ramadan tahun ini.

Rumah Jaka di kawasan Pamulang cukup jauh dan ditempuh dalam waktu yang cukup lama, bahkan saat ditempuh menggunakan sepeda motor.

Belum lagi ditambah faktor mendekati waktu berbuka puasa. Semua jalanan akan sangat padat, setidaknya butuh waktu paling cepat 90 menit untuk sampai ke rumahnya.

Tapi bukan Jaka kalau dia menyerah, setelah menyelesaikan laporan, Jaka langsung tancap gas. Walau sadar akan sampai setelah adzan maghrib, Jaka tidak peduli.

Berhenti sejenak di SPBU daerah Gandaria untuk membatalkan puasa dan shalat maghrib, Jaka tidak buang-buang waktu. Semangat Jaka makin membuncah, saat Ameera menanyakan keberadaannya.

"Hati-hati Ayah..." Suara Ameera di ujung telpon justru membuat Jaka semakin terpompa untuk cepat tiba dirumah.

Adzan Isya sayup terdengar, Laju motor Jaka pelan memasuki gerbang komplek perumahan sederhana itu. Dua belokan lagi, Jaka sampai ke rumah. Pelan Jaka membuka pintu dengan kunci yang dia punya, rumah sudah sepi, seisi rumah sudah berangkat ke masjid.

Jaka menuju kemeja makan, teh tubruk meninggalkan sedikit rasa hangat. Risol bu'de Arni masih ada tersisa 2 buah. Jaka menyeruput teh di gelas kaca sambil. Sedikit kecewa karena tidak bisa melepas rindu dengan Ameera dan istrinya.

Jaka Istirahat sejenak, merebahkan pundak di sofa warna hijau yang mulai pupus sebelum bersiap untuk pergi ke masjid. Namun matanya semakin berat dan tiba-tiba kian gelap, Jaka semakin masuk kedalam alam mimpi ketika rasa capai mendera raga.

Dalam mimpi terdengar suara lembut Ameera, makin lama makin jelas dan membuat Jaka terbangun, putri kecilnya sudah ada dipelukan sambil tertawa lepas. Menyusul istri tercinta menutup pintu rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun