Mohon tunggu...
Sri Wahyuni Saraswati
Sri Wahyuni Saraswati Mohon Tunggu... Dosen - Freelance Writer

Menulis itu Mengobati. Membaca itu menghidupkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

SLG Singgung Pengalaman Hidup

12 Oktober 2019   22:33 Diperbarui: 12 Oktober 2019   22:44 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu (20/11), genap 80 hari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Ponorogo menyelenggarakan Sekolah Literasi Gratis  (SLG). Dalam kesempatan ini STKIP menghadirkan seorang penulis perempuan dari Ponorogo, Peni Nurhidajati.

Selain sebagai ibu rumah tangga dan penulis handal, beliau juga aktif dalam dunia pendidikan. Bahkan beliau pernah menjadi pengajar di Papua selama 6 tahun.

“Saya sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia pendidikan. Banyak pengalaman yang saya peroleh ketika menjadi pengajar. Terutama ketika saya mengajar di Papua,” paparnya saat memulai memberikan materi.

Ia mengatakan bahwa menulis itu mudah ketika kita sudah punya ide. Mencari ide itu mudah, Ide bisa berasal dari mana saja. salah satunya dari pengalaman hidup.

“Mencari ide itu tidak susah karena ide bisa berasal dari hal sederhana, misalnya pengalaman hidup. Ingatlah pengalaman apa yang paling mengesankan, kemudian jadikanlah ide tulisan,” jelas penulis yang pernah menjadi juara nasional itu.

Sugeng, salah satu peserta mengatakan bahwa pengalaman yang tidak bisa dilupakan sampai saat ini adalah pengalamnnya ketika ia keluar dari sekolah.

“Pengalaman yang tidak terlupakan sampai saat ini adalah pengalaman ketika keluar dari sekolah. Saat keluar kelas 1 SMA karena tidak punya biaya,  saya mencari orang tua asuh ke mana-mana, tetapi tidak dapat. Akhirnya saya memutuskan untuk mondok di Ponorogo. Alhamdulilah, setelah keluar dari pondok saya bisa menjadi guru salah satu madrasah di Ponorogo,” ungkap guru MA tersebut saat ditanya oleh pemateri.

“Pengalaman ketika menjadi penjaga malam adalah pengalaman yang paling mengesankan bagi saya. Malam semakin larut, suasana pun semakin sepi. Saya mulai merasakan sesuatu yang aneh. Pohon-pohon di sekitar saya seperti berhenti bergerak. Ada rasa takut. Sebenarnya itu ide yang bagus. Tetapi berhubung saya tidak tahu cara menuliskannya, maka pengalaman itu saya pendam sendiri di dalam hati,” terang Samsu  (64) salah satu peserta tertua SLG.

Bagi penulis pemula, pengalaman adalah ide terbaik. Menulis pengalaman hidup sama artinya dengan kita menceritakan diri kita sendiri. Ide sederhana bisa menjadi tulisan yang luar biasa jika kita mampu mengembangkannya dengan baik.

 “Manfaatkanlah pengalaman hidup kita. Jadikanlah pengalaman sebagai pijakan awal untuk berkarya. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Selamat berkarya dan selamat mencoba,” pesan akhir pemateri kepada seluruh peserta. (Red/Sri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun