Konsep Lebenswelt atau dunia hidup merupakan gagasan kunci dalam pandangan Dilthey tentang realitas manusia. Dunia hidup adalah dunia yang tidak netral dan tidak bebas nilai, tetapi dunia yang penuh dengan pengalaman, makna, dan nilai-nilai yang dihidupi oleh manusia.
Dalam konteks akuntansi, dunia hidup ini adalah ranah sosial-historis tempat manusia memberi arti pada simbol-simbol ekonomi seperti “angka,” “laba,” “biaya,” atau “utang.” Simbol-simbol ini bukan hanya alat pengukur, tetapi juga representasi nilai-nilai sosial, moral, dan spiritual yang dianut oleh komunitas tertentu.
a. Akuntansi sebagai Dunia Hidup yang Dihayati
Dalam kerangka hermeneutik, akuntansi tidak dilihat sebagai entitas eksternal yang berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian integral dari cara manusia menghayati kehidupan ekonominya. Nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalamnya muncul dari pengalaman sosial manusia yang beragam.
Misalnya:
Dalam dunia pedagang tradisional, laba sering dihayati sebagai rezeki dan tanda keberkahan. Makna ini mengandung nilai religius dan moral yang kuat.
Dalam dunia korporasi modern, laba dimaknai sebagai indikator performa dan legitimasi publik, yang menunjukkan keberhasilan organisasi dalam memenuhi tuntutan pasar dan pemangku kepentingan.
Dalam dunia spiritual, seperti pesantren atau komunitas religius Jawa, laba bisa dihayati sebagai simbol keseimbangan moral antara usaha dan doa, bukan semata keuntungan material.
Dari ketiga contoh ini, tampak bahwa akuntansi hidup dalam struktur makna yang berbeda-beda, tergantung pada dunia sosial yang melahirkannya. Akuntansi tidak netral, melainkan produk dari pengalaman eksistensial dan nilai-nilai budaya manusia.
b. Ontologi Historis dan Inter-subjektif
Realitas akuntansi bersifat historis dan inter-subjektif, artinya maknanya terbentuk melalui proses sejarah, budaya, dan interaksi antar-manusia. Akuntansi tidak bisa dipahami sebagai sistem yang bersifat ahistoris atau universal, karena setiap bentuk akuntansi merupakan hasil produk kesepakatan makna dalam konteks sosial tertentu.