Mohon tunggu...
Fauzan Rizqy Hidayat
Fauzan Rizqy Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama : Fauzan Rizqy Hidayat NIM : 43223010058 Program Studi / Fakultas : S1- Akuntansi / Fakultas Ekonomi dan Bisnis Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

B-206_Kuis Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

11 Oktober 2025   15:13 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep Lebenswelt atau dunia hidup merupakan gagasan kunci dalam pandangan Dilthey tentang realitas manusia. Dunia hidup adalah dunia yang tidak netral dan tidak bebas nilai, tetapi dunia yang penuh dengan pengalaman, makna, dan nilai-nilai yang dihidupi oleh manusia.

Dalam konteks akuntansi, dunia hidup ini adalah ranah sosial-historis tempat manusia memberi arti pada simbol-simbol ekonomi seperti “angka,” “laba,” “biaya,” atau “utang.” Simbol-simbol ini bukan hanya alat pengukur, tetapi juga representasi nilai-nilai sosial, moral, dan spiritual yang dianut oleh komunitas tertentu.

a. Akuntansi sebagai Dunia Hidup yang Dihayati

Dalam kerangka hermeneutik, akuntansi tidak dilihat sebagai entitas eksternal yang berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian integral dari cara manusia menghayati kehidupan ekonominya. Nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalamnya muncul dari pengalaman sosial manusia yang beragam.

Misalnya:

  • Dalam dunia pedagang tradisional, laba sering dihayati sebagai rezeki dan tanda keberkahan. Makna ini mengandung nilai religius dan moral yang kuat.

  • Dalam dunia korporasi modern, laba dimaknai sebagai indikator performa dan legitimasi publik, yang menunjukkan keberhasilan organisasi dalam memenuhi tuntutan pasar dan pemangku kepentingan.

  • Dalam dunia spiritual, seperti pesantren atau komunitas religius Jawa, laba bisa dihayati sebagai simbol keseimbangan moral antara usaha dan doa, bukan semata keuntungan material.

Dari ketiga contoh ini, tampak bahwa akuntansi hidup dalam struktur makna yang berbeda-beda, tergantung pada dunia sosial yang melahirkannya. Akuntansi tidak netral, melainkan produk dari pengalaman eksistensial dan nilai-nilai budaya manusia.

b. Ontologi Historis dan Inter-subjektif

Realitas akuntansi bersifat historis dan inter-subjektif, artinya maknanya terbentuk melalui proses sejarah, budaya, dan interaksi antar-manusia. Akuntansi tidak bisa dipahami sebagai sistem yang bersifat ahistoris atau universal, karena setiap bentuk akuntansi merupakan hasil produk kesepakatan makna dalam konteks sosial tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun