Mohon tunggu...
Fauzan Rizqy Hidayat
Fauzan Rizqy Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa

Nama : Fauzan Rizqy Hidayat NIM : 43223010058 Program Studi / Fakultas : S1- Akuntansi / Fakultas Ekonomi dan Bisnis Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

B-206_Kuis Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

11 Oktober 2025   15:13 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PPT PROF APOLLO
PPT PROF APOLLO

Nilai, empati, dan moralitas ini saling berhubungan secara erat. Nilai menjadi arah, empati menjadi metode, dan moralitas menjadi hasil akhir dari proses pemahaman hermeneutik. Dengan ketiganya, akuntansi dapat berfungsi bukan hanya sebagai sistem informasi, tetapi juga sebagai praktik moral kehidupan. Transparansi dan tanggung jawab tidak lagi sekadar tuntutan hukum, melainkan perwujudan dari kesadaran etis manusia untuk "membiarkan kebenaran hidup terlihat." Dengan cara ini, akuntansi menjadi sarana komunikasi nilai-nilai kemanusiaan yang menyatukan antara individu, organisasi, dan masyarakat.

Aspek-Aspek Hermeneutika Wilhelm Dilthey dalam Akuntansi

Pemikiran hermeneutik Wilhelm Dilthey memberikan dasar filosofis yang kuat bagi pengembangan akuntansi sebagai ilmu sosial-humanistik. Dilthey menolak pandangan positivistik yang melihat ilmu hanya sah jika dapat dijelaskan secara kausal seperti ilmu alam. Baginya, manusia dan fenomena sosial harus dipahami melalui pengalaman hidup dan makna batin, bukan sekadar hukum universal. Pemikirannya dapat dijabarkan dalam tiga aspek utama — epistemologi, ontologi, dan aksiologi — yang masing-masing memberikan arah baru bagi cara memahami realitas akuntansi.

1. Aspek Epistemologi: Akuntansi sebagai Ilmu Pemahaman (Verstehen)

Dalam pandangan Dilthey, ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua jenis:

  1. Ilmu alam (Naturwissenschaften), yang berfokus pada penjelasan (Erklären) melalui hukum-hukum kausal dan pengamatan empiris.

  2. Ilmu manusia (Geisteswissenschaften), yang berfokus pada pemahaman (Verstehen) terhadap makna dan pengalaman batin manusia.

Epistemologi hermeneutik menolak pandangan bahwa pengetahuan hanya valid jika bersifat objektif dan terukur. Sebaliknya, Dilthey menegaskan bahwa pengetahuan sejati tentang manusia hanya dapat diperoleh melalui pemahaman terhadap pengalaman subjektif dan makna yang dihayati.

Dalam konteks akuntansi, hal ini berarti bahwa akuntansi bukan sekadar ilmu penjelasan tentang angka dan laporan keuangan, tetapi juga merupakan ilmu pemahaman sosial-historis tentang perilaku ekonomi, niat pelaku, serta konteks budaya di mana transaksi terjadi.
Laporan keuangan, misalnya, bukan hanya hasil perhitungan matematis, melainkan “teks sosial” yang memuat nilai, kepercayaan, dan makna simbolik dari suatu organisasi.

Dengan demikian, epistemologi hermeneutik mendorong penelitian interpretatif dalam akuntansi, di mana peneliti berusaha memahami makna di balik angka dan teks laporan, bukan hanya mengukur hubungan antarvariabel. Rasionalitas akuntansi di sini bersifat interpretatif dan empatik, karena mengakui peran manusia, budaya, dan sejarah dalam membentuk data akuntansi.

Tujuan akhirnya adalah melahirkan rationalitas akuntansi yang manusiawi, yaitu pengetahuan yang tidak hanya benar secara objektif, tetapi juga bermakna dan relevan dengan konteks sosial di mana ia lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun