Sementara itu, Tiongkok memainkan peran yang kompleks. Di satu sisi, Beijing mendukung proses denuklirisasi; di sisi lain, mereka berhati-hati agar pengaruh tradisionalnya terhadap Pyongyang tidak terganggu. Jepang dan Rusia juga memiliki posisi ambigu, di antara keinginan untuk menjaga stabilitas regional dan ketakutan terhadap perubahan rezim yang bisa memicu instabilitas baru di kawasan.
Aspek Kultural dan Imajinasi Kebangsaan
Tidak hanya menyentuh aspek strategi dan politik, Teguh Santosa juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan kultural dan historis. Bahasa, sejarah, dan identitas sebagai satu bangsa menjadi fondasi kuat untuk membangun kembali "imajinasi kebangsaan"---yakni kesadaran kolektif bahwa Korea adalah satu bangsa yang terpisah oleh sistem, bukan oleh jati diri. Dengan membangun kesadaran ini, penulis meyakini bahwa dialog yang produktif dan pendekatan inklusif lebih memungkinkan dicapai. Imajinasi kebangsaan menjadi landasan emosional dan simbolik yang dapat menjembatani jurang ideologis.
Kekuatan Data Primer dan Pengalaman Langsung
Salah satu kekuatan menonjol buku ini adalah pengalaman langsung penulis di kedua Korea, terutama Korea Utara, yang jarang dijangkau oleh akademisi maupun jurnalis internasional. Teguh Santosa, yang juga pendiri kantor berita RMOL dan aktif di berbagai jaringan jurnalis global, berhasil mengakses data primer dan menghadirkan narasi alternatif dari perspektif yang selama ini jarang terdengar. Foto-foto otentik dari Korea Utara yang disertakan dalam buku ini memperkuat narasi, mematahkan stereotip negatif, dan menghadirkan wajah Korea Utara secara utuh. Ini menjadikan buku ini bukan hanya kajian teoretis, tetapi juga karya jurnalistik investigatif yang berbasis pengalaman lapangan.
Kesimpulan
Reunifikasi Korea: Game Theory adalah karya penting yang membuka cakrawala pembaca terhadap kompleksitas reunifikasi Korea. Dengan pendekatan teoritis yang kuat, data empiris yang kaya, serta penyampaian yang komunikatif, buku ini berhasil menggabungkan analisis akademik dengan pengalaman praktis. Teguh Santosa menegaskan bahwa konflik Korea bukan takdir yang tak terelakkan, tetapi persoalan strategi dan komunikasi yang masih bisa diatasi---jika para aktor bersedia berpikir rasional, bekerja sama, dan membuka diri terhadap masa depan bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI