Nabi Muhammad memberi teladan lewat kebiasaan tafakur dan doa malam. Beliau merenungkan ciptaan Allah, menangis memohon ampunan, dan membaca "kitab kehidupan" dirinya dengan penuh kerendahan hati. Dalam rangka Maulid, meneladani beliau berarti melatih diri agar berani membaca kisah kita sendiri, bukan hanya kisah orang lain. Sebab yang paling menentukan bukanlah seberapa banyak buku yang kita baca, tetapi seberapa jujur kita membaca diri sendiri.
Latihan Harian ala Maulid -- Protokol 7 Hari Kesadaran
Merayakan Maulid sejatinya bukan hanya mengenang sejarah, tetapi juga melahirkan kebiasaan yang selaras dengan spirit Nabi . Salah satu cara sederhana adalah dengan membuat latihan kesadaran harian. Seperti Nabi yang berulang kali mencari keheningan di Gua Hira hingga lahir perintah Iqra', kita pun bisa melatih diri membaca kehidupan secara bertahap.
Berikut protokol sederhana tujuh hari:
-
Hari 1: Catat tiga pemicu emosi yang muncul, lalu perhatikan responmu.
Hari 2: Tuliskan tiga momen yang membuatmu bahagia atau damai.
Hari 3: Identifikasi pola berulang---masalah, orang, atau tema yang sering hadir.
Hari 4: Padankan pola itu dengan kebajikan yang perlu tumbuh: sabar, adil, rendah hati.
Hari 5: Pilih satu kebajikan inti, lalu latih lewat tindakan kecil setiap hari.
Hari 6: Lakukan satu amal kasih sayang yang relevan dengan kebajikan tersebut.
Hari 7: Tinjau kembali perjalananmu, lalu serahkan hasilnya kepada Allah dengan doa.
Latihan sederhana ini membantu kita melahirkan "Maulid batin": kesadaran baru yang terbit di dalam hati. Dengan begitu, kita tidak hanya merayakan kelahiran Nabi, tetapi juga melahirkan Nur Muhammad dalam diri---sedikit demi sedikit, namun nyata dalam laku sehari-hari.