Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Sunnatullah: Hukum Tuhan yang Tak Bisa Dinego

13 Februari 2025   18:15 Diperbarui: 13 Februari 2025   18:15 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu sunnatullah yang paling jelas adalah hukum sebab-akibat. Setiap tindakan memiliki konsekuensinya. Jika seseorang ingin sukses, maka ia harus bekerja keras dan terus belajar. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa siapa pun yang mengerjakan kebaikan atau kejahatan meskipun seberat zarrah, pasti akan melihat balasannya. Ayat yang dimaksud berasal dari QS. Az-Zalzalah ayat 7-8:

"Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."

Jadi, kalau ada yang berharap kaya tanpa usaha, mungkin dia lebih cocok jadi pemain sulap daripada pengusaha. 

2. Jangan Hanya Ikut-ikutan, Pahami Esensi

Banyak orang menjalankan ajaran agama hanya karena tradisi atau kebiasaan keluarga, bukan karena pemahaman mendalam. Ini membuat ibadah terasa kosong dan tidak memberi dampak nyata. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa ilmu tanpa amal adalah kegilaan, sedangkan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan. Makanya, penting untuk belajar agama dengan benar dan memahami alasan di balik setiap perintah dan larangan. Kalau kita sekadar ikut-ikutan tanpa paham, bisa-bisa seperti orang yang hafal resep masakan tapi nggak tahu cara masaknya.

3. Gunakan Akal dan Hati dalam Menyikapi Kehidupan 

Sunnatullah mengajarkan keseimbangan antara akal dan hati. Dalam Islam, pemikiran kritis sangat dianjurkan, tetapi tetap harus dilandasi oleh kesadaran spiritual. Ibnu Khaldun menegaskan bahwa akal adalah cahaya yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Jadi, kalau menghadapi persoalan hidup, jangan hanya pakai logika tanpa hati, atau sebaliknya, pakai perasaan tanpa logika. Ibarat naik kendaraan, gas dan rem harus seimbang. Kalau kebanyakan gas, bisa nabrak; kalau kebanyakan rem, nggak bakal maju.

4. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

Hukum Tuhan tidak statis, begitu pula manusia. Kita selalu mengalami perubahan dan harus terus berkembang. Sunnatullah mengajarkan bahwa segala sesuatu bertumbuh dan berkembang seiring usaha yang dilakukan. Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Maka, daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus menjadi versi terbaik dari diri sendiri setiap harinya.

Dengan memahami dan mengamalkan sunnatullah dalam kehidupan, kita bisa hidup lebih harmonis dan tidak terus-menerus melawan hukum alam yang sudah ditetapkan Tuhan. Jadi, siap untuk lebih selaras dengan sunnatullah atau masih mau melawannya?

Hasil analisis Penulis (2025). Dokpri made by AI
Hasil analisis Penulis (2025). Dokpri made by AI

Kesimpulan & Ajakan Reflektif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun