Di tepi jendela, dia duduk sendiri,
Merindukan cahaya bulan yang berseri.
Hatinya pilu, sepi yang menghantui,
Malam tak berbintang, kesunyian yang mengguri.
Pecinta yang merindukan pelukan bulan,
Menatap langit dengan mata yang lapang.
Dalam kegelapan, bayangnya terpantul,
Memercikkan kerinduan yang tiada taranya.
Bulan, saksi setia dalam kisah cinta,
Mengintai dari jauh, menemaninya sendiri.
Tetapi, di malam yang sunyi terang,
Kehadirannya hanya dalam kenangan yang terangkai.
Elegi pecinta yang merindukan bulan,
Membawa isyarat dari hati yang tersendiri.
Di setiap sinar bulan yang memancar,
Cerita cinta mereka takkan pudar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!