Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

5 Sehat Menjadi Ibu Tangguh

26 Desember 2020   12:12 Diperbarui: 26 Desember 2020   13:50 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Ibu baru saja lewat, meski pandemi covid 19 belum menunjukkan titik akhir, bahkan kasusnya masih cenderung naik. Bagi penulis sendiri, hari ibu tidak dibatasi dalam tanggal, bulan dan tahun. Setiap hari adalah hari ibu, di mana setiap ibu harus menjalani perannya setiap saat, setiap waktu. Hanya ajal pembatasnya. 

Namun demikian, peringatan hari ibu juga bukan sesuatu yang salah. Setidaknya ada satu hari di mana semua orang mengingat kembali pengorbanan dan kasih sayang ibunya. Diharapkan dari  peringatan ini, semua orang bisa mengutarakan bentuk rasa terima kasihnya pada sang ibu meski tak setiap hari. Ucapan selamat dari suami dan anak-anak  merupakan moodbooster bagi para  ibu dalam menjalani perannya di masa pandemi. Apalagi kalau masih ditambah dengan hadiah, maa syaa Allah,  alhamdulillah. 

Pandemi covid memang mengubah banyak hal di kehidupan kita. Yang dulu bebas berkumpul, main kemana saja dengan teman-teman, sekarang harus dibatasi. Yang dulu bisa santai cipika-cipiki dengan sahabat dan saudara setelah lama tak bertemu, sekarang harus tetap jarak kalau mau aman. Yang dulu bisa selfi bareng rekan-rekan kerja bisa sambil pamer senyum dan tawa, bibir dimonyongin, sekarang musti tetep pakai masker. Harus sering-sering cuci tangan meskipun enggak sedang mau makan.

Dunia pendidikan dan dunia kerja juga berubah, dari sistem offline (tatap muka) beralih online. Mau tak mau semuanya harus belajar memahami teknologi dan menyesuaikan diri ketika harus menggunakan  aplikasi-aplikasi baru yang sebelumnya mungkin tak pernah dipergunakan. Dan ibu menjadi salah satu subjek yang harus melipatgandakan fungsi dari sebelumnya. 

Sebelum pandemi, para ayah terkonsentrasi dengan pekerjaannya di luar rumah, anak-anak juga terkonsentrasi dengan pelajarannya di sekolah, para ibu dapat fokus pada perannya sendiri di wilayah domestik (rumah tangga). Untuk ibu berkarir masih ditambah dengan urusan pekerjaannya sendiribaik di luar rumah maupun di dalam rumah.

Di masa pandemi ini, tugas ibu bertambah. Ibu harus mendampingi ayah selama bekerja di rumah, mendampingi anak-anak selama belajar daring dari rumah. Dia juga masih harus menghandle semua tugas rumah tangganya yang tidak berkurang, bahkan bertambah. Kebutuhan makanan bertambah, cucian bertambah, belum lagi mengkondisikan anak-anak agar situasi dan kondisi rumah tetap aman terkendali. Pendek kata, ibu harus tangguh. 

Untuk menjadi tangguh, ibu tentu perlu kesehatan yang prima,  antara lain:

1. Sehat Spiritual (dekat dengan Allah)

Apa yang terjadi dalam kehidupan dan alam semesta ini, tentunya tidak lepas dari campur tangan Allah, Sang Maha Pemilik Kehidupan. Nah, agar dapat melalui semua peristiwa kehidupan dengan baik dan selamat, tentunya ibu harus meminta pada pemiliknya dong. Jadi, ibu harus selalu mendekat kepada Allah, Sang Maha Pemilik Kehidupan. 

Barang siapa selalu mengingat Allah, maka hatinya akan tenang. Karena dia yakin, bahwa Allah pasti akan menyelamatkannya dan memberikan yang terbaik untuknya. Dengan demikian dia akan tetap tenang dalam situasi dan kondisi apapun. Sehat spiritual mensyaratkan untuk berbuat dan beramal sesuai norma agama. Dan barangsiapa menolong (melaksanakan norma) agama Allah, maka Allah akan menolongnya.

2. Sehat Moral (berperilaku terpuji)

Perkembangan teknologi dan globalisasi membawa dampak yang sangat besar bagi perkembangan keluarga. Budaya hedonis dan pergaulan bebas turut berperan dalam kemerosotan moral generasi mudanya. Sebagai bangsa timur, masalah moral ini sudah ada tuntunannya. Sehat moral mensyaratkan untuk berperilaku sesuai norma agama dan norma budaya kita sebagai bangsa timur. 

Dalam budaya Islam Jawa sendiri dikenal perilaku asasi yang harus dipegang kuat-kuat. Ada lima larangan yang tidak boleh dilanggar, di antaranya 'molimo (5M).' 

Yang pertama, madat  yaitu suka minum-minuman keras (beralkohol), mabuk-mabukan. Orang yang mabuk akan kehilangan kendali atas dirinya sehingga berpotensi melakukan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.  Di masa sekarang, sesuatu yang memabukkan sudah beragam bentuknya, minuman beralkohol berbagai merk, budaya ngelem dan minum air rebusan pembalut wanita, obat-obatan yang disalahgunakan, narkoba dll. Semua hal itu sudah menjangkiti sebagian generasi muda , tentu hal ini harus dicegah.

Yang kedua, madon  yaitu main perempuan (berzina, berselingkuh). Hal ini berpotensi merusak rumah tangga orang lain, menelantarkan keluarga dan bahkan mengancam keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Berapa banyak rumah tangga yang hancur karena perselingkuhan. Berapa banyak nyawa melayang yang diawali dengan zina (perselingkuhan). 

Budaya madon ini, ternyata juga sudah merambah di kalangan anak-anak di bawah umur. Bila kita lihat, banyak anak-anak yang terpapar pornografi dan melakukan seks sebelum waktunya (menikah). Banyaknya kasus aborsi dan kehamilan pada usia sekolah (bahkan di antaranya masih usia SD dan SMP) membuat para ibu harus lebih waspada dalam pengawasan dan pengasuhan terhadap anak-anak mereka.

Yang ketiga, main atau berjudi. Hal ini pun  bisa menularkan sifat malas,  berpotensi  menelantarkan dan menzalimi keluarga, berpotensi juga menimbulkan permusuhan dan perkelahian. Permainan judi pun sekarang sudah banyak ragamnya.Beberapa game online dimainkan anak-anak dengan menyertakan taruhan. Ketika mereka kalah, sebagian tergerak untuk melakukan pencurian demi memenuhi hasratnya bermain game, bahkan ada yang tak segan melakukan perampasan dengan kekerasan yang berakibat terlukanya orang lain atau bahkan kehilangan nyawa.

Yang keempat, maling atau mencuri. Jelas sekali hal ini merupakan suatu perbuatan yang sangat merugikan orang lain.

Yang kelima, mateni atau membunuh orang. Jelas sekali, menghilangkan nyawa orang lain adalah perbuatan yang jahat, dan berpotensi menimbulkan dendam dan pertikaian yang tak ada hentinya.

Ibu wajib sehat moral  agar dapat menanamkan keteladanan dan perilaku terpuji bagi anak-anaknya sehingga hal-hal dalam 'molimo' tersebut di atas dapat dihindari.

3. Sehat Mental (positive thinking)

Ujian dan anugrah adalah kemestian dalam kehidupan. Bila kehidupan diibaratkan sekeping koin, maka dia mempunyai dua sisi, sisi yang menampilkan angka dan sisi yang menampilkan gambar. Ujian, musibah, keburukan, ketakutan, kesedihan ada dalam salah satu sisi kepingnya., misal sisi angka.  Maka di sisi yang lain (sisi gambar), tersemat anugrah, kenikmatan, kebaikan, harapan dan kesenangan. Kedua sisi yang selalu ada dalam kehidupan. 

Masing-masing orang bebas memilih, sisi mana yang dia tampakkan di atas telapak tangannya dan sisi mana yang akan dia sembunyikan agar tak terlihat. Orang yang negative thinking, akan selalu meletakkan sisi yang menampilkan angka berada di atas dan sisi gambar berada di bawah. Dengan demikian yang terlihat olehnya hanyalah ujian, musibah, ketakutan, keburukan dan kesedihan saja. Hal ini hanya akan membuatnya selalu berburuk sangka, tidak bersemangat, lelah dan mudah putus asa sehingga tidak sehat dan mudah sakit.

Orang yang positive thinking, akan selalu meletakkan sisi gambar berada di atas dan sisi angka berada di bawah. Dengan demikian yang terlihat olehnya adalah anugrah, kenikmatan, kebaikan, kesenangan dan harapan. Andaipun saat itu dia mendapatkan peristiwa yang tidak menyenangkan, dia tetap berbaik sangka dan masih mempunyai harapan untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Hidupnya akan selalu bersemangat, suka berbuat baik, selalu kreatif dan berusaha menemukan hal-hal baru yang bermanfaat. 

"Jatuh bangun itu hal biasa, yang jelas harus segera bangun lagi.  Tak masalah harus jatuh berapa kali, yang jelas bangunnya harus lebih banyak dari jatuhnya."

Ibu yang sehat mental akan selalu berpositive thinking. Dan dia akan membagikan aura positive pada seluruh keluarganya.

4. Sehat Akal (selalu belajar dan terus belajar)

Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dia sudah mulai mengajar sejak sang anak masih berada dalam kandungannya. Dan ketika mereka satu per satu lahir ke dunia, perannya senantiasa bertambah. Dia tak hanya berperan sebagai guru, tetapi juga sebagai perawat, dokter, ahli gizi, ahli keuangan, merangkap laundry dan cleaning service. 

Menjadi gurupun tidak terbatas dalam jenjang tertentu saja, tetapi menyesuaikan situasi dan kondisi anak-anaknya. Saat mereka balita, ibu harus mengerti bagaimana mengasuh balita, pendidkan apa saja yang harus diberikan untuk bekal mereka. Saat mereka usia sekolah, ibu pun perlu belajar matematika, bahasa, pengetahuan alam, pengetahuan sosial yang mereka butuhkan. Saat mereka remaja pun, ibu mesti berperan sebagai sahabat  agar dapat rujukan pertama ketika mereka mendapati suatu masalah (sebagai tempat konsul). 

Untuk itu ibu harus selalu belajar dan terus belajar. Adakalanya, pola pengasuhan yang diterapkan orang tua kita dahulu dapat diterapkan pada anak-anak. Namun, adakalanya, tidak sesuai. Zamannya sudah berbeda, maka pendekatan dan penangannya pun akan berbeda pula. Seorang ibu semestinya tidak mengatakan "dulu waktu kecil, ibu begini dan begitu. jadi kamu juga harus begini dan begitu seperti ibu."

Jangan menerapkan pola pengasuhan secara diktator, karena bisa jadi anak-anak hanya akan taat saat  ibu berada dalam pengawasan mereka. Tetapi, ketika anak-anak berada di luar pengawasan ibu, bisa jadi mereka akan berbuat sesuka mereka dan melupakan aturan-aturan yang sudah ibu terapkan. Maka banyak sekali anak-anak yang alim di rumah, tapi di luar rumah menjadi anak 'nakal'. 

Untuk menjadi ibu yang dicintai, dihormati dan ditaati, ibu harus bisa mengikat hati anak. Menjadi orang yang paling dekat dan paling memahami mereka.  Zaman sekarang, ibu juga harus bersaing dengan televisi, gadget dan media sosial yang lain dalam mengambil hati anak. Maka ibu harus selalu belajar dan terus belajar, agar peran ibu di hati anak tidak tergantikan oleh televisi, gadget, dll.

5. Sehat Fisik

Banyaknya peran yang harus dipenuhi ibu, tentu membutuhkan kesehatan fisik yang prima. Jam kerja 24 jam sehari sudah tentu banyak menguras tenaga dan pikiran. Namun, tubuh ibu punya hak untuk juga diperhatikan, antara lain:

-. Asupan gizi.: terpenuhi halal dan thoyibnya, terpenuhi kandungan gizinya (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral).

-. Kebutuhan istirahat dan tidur

-. Olah raga ringan, sempatkan meski hanya 15 menit setiap pagi, agar sirkulasi darah lancar, asupan oksigen merata di seluruh tubuh sehingga bisa lebih segar dan nyaman

-. Sinar matahari pagi, karena mengandung vitamin D yang sanagt dibutuhkan untuk kesehatan tulang.

-. Pakaian dan tempat tinggal yang bersih dan nyaman

-. Me time, sekadar meluangkan waktu untuk rehat sejenak dengan berkebun, menulis, memasak (sesuai hobinya)

Maka, pandai-pandailah membagi waktu dan memprioritaskan segala sesuatunya, agar semua kewajiban tertunaikan dan semua peran terpenuhi. 

Semoga kita semua selalu sehat dan tangguh menghadapi segala sesuatu. 

"Ibu Hebat, Ibu Pasti Bisa, Semangat !"

#Demak,26122020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun